Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Produk Domestik Bruto, Jenis dan Manfaatnya untuk Negara

Reporter

Editor

Agung Sedayu

image-gnews
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menetri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, saat konferensi pers RAPBN dan Nota Keuangan Tahun Anggaran 2024 di Jakarta, Rabu, 16 Agustus 2023. Pemerintah menyatakan RAPBN 2024 memiliki postur yang makin sehat dengan defisit sebesar 2,29 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). TEMPO/Tony Hartawan
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menetri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, saat konferensi pers RAPBN dan Nota Keuangan Tahun Anggaran 2024 di Jakarta, Rabu, 16 Agustus 2023. Pemerintah menyatakan RAPBN 2024 memiliki postur yang makin sehat dengan defisit sebesar 2,29 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). TEMPO/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Produk Domestik Bruto (PDB) atau yang lebih dikenal sebagai Gross Domestic Product (GDP) adalah salah satu konsep utama dalam menghitung pendapatan nasional.

GDP ini merujuk pada total nilai produk, baik berupa barang maupun jasa, yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi yang berada dalam batas wilayah suatu negara (domestik) dalam jangka waktu satu tahun.

Agar lebih jelas, berikut ini informasi seputar pengertian GDP, jenis-jenisnya, hingga manfaatnya untuk warga negara. 

Pengertian GDP

Berdasarkan e-Modul Ekonomi Kemdikbud yang ditulis oleh Tri Ismiyati, GDP adalah nilai total barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara. Produksi ini berasal dari faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh warga negara dalam negeri dan juga oleh warga negara asing yang tinggal di negara tersebut.

Pengertian GDP juga mengacu pada pendekatan perhitungan pendapatan nasional. GDP dianggap sebagai nilai bruto atau total sebelum adanya pengurangan. 

Ini berarti bahwa pendapatan yang diperoleh dari produksi barang dan jasa oleh penduduk negara yang beroperasi di luar negeri tidak dihitung dalam perhitungan GDP, seperti yang dijelaskan dalam modul Ekonomi Kemdikbud oleh Anna Monalita de Fretes, S.Pd., M.Pd.

Pada proses perhitungan GDP, hanya barang dan jasa yang diproduksi di dalam negara tersebut yang diambil dalam perhitungan. Sementara itu, produksi yang terjadi di luar negeri oleh warga negara Indonesia tidak termasuk dalam perhitungan GDP.

Sebagai contoh, jika Budi menjual barang di Singapura tetapi merupakan warga negara Indonesia, hasil penjualan tersebut tidak termasuk dalam perhitungan GDP.

Namun, perhitungan GDP mencakup penjualan barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara asing atau perusahaan asing yang beroperasi di dalam negeri.

Sebagai contoh, perusahaan tambang Freeport yang berasal dari Amerika Serikat dan beroperasi di Indonesia. Maka, setiap penjualan barang dan jasanya termasuk dalam perhitungan GDP Indonesia.

Rumus Perhitungan GDP

Pada dasarnya, Gross Domestic Product (GDP) merupakan total nilai produksi dari semua produk barang dan jasa yang dihasilkan dalam batas wilayah suatu negara selama periode waktu tertentu. 

GDP mencakup pendapatan yang berasal dari warga negara asli maupun warga negara asing yang berada di negara tersebut. Dalam konteks ini, rumus umum untuk menghitung GDP adalah sebagai berikut:

GDP = Pendapatan Warga Negara Asli + Pendapatan Warga Negara Asing

Namun, terdapat tiga pendekatan yang digunakan untuk menghitung GDP, yakni pendekatan pendapatan, pendekatan pengeluaran, dan pendekatan produksi. Ketiga pendekatan ini memberikan cara berbeda dalam mengukur GDP dari sudut pandang yang berbeda pula.

  1. Pendekatan Pendapatan

Pendekatan pendapatan fokus pada total pendapatan yang diterima oleh semua faktor produksi dalam proses pembuatan barang dan jasa. Dalam pendekatan ini, rumus GDP dapat dijabarkan sebagai berikut:

GDP = Upah + Bunga + Pendapatan Sewa + Laba/Profit

  1. Pendekatan Pengeluaran

Pendekatan pengeluaran mengukur total pengeluaran yang digunakan untuk menciptakan produksi dalam suatu negara. Rumus GDP berdasarkan pendekatan ini adalah sebagai berikut:

GDP = Konsumsi Rumah Tangga + Pengeluaran dan Investasi Pemerintah + Investasi Perusahaan + (Ekspor − Impor)

  1. Pendekatan Produksi

Pendekatan produksi mengukur nilai total produksi yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi yang tersedia dalam negara, tanpa mempertimbangkan kepemilikan faktor produksi tersebut. Rumus GDP dalam pendekatan produksi dinyatakan sebagai berikut:

GDP = (P1 x Q1) + (P2 x Q2) + (Pn x Qn)

Keterangan: 

P: Harga Barang

Q: Jumlah Barang 

Dengan pendekatan-pendekatan ini, negara dapat mengukur dan memahami sumbangan ekonomi dan aktivitas produksi dalam berbagai aspek yang berbeda, membantu untuk mengambil keputusan yang tepat dalam pengelolaan ekonomi nasional.

Jenis GDP

Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB) terdiri dari dua jenis, yaitu GDP riil dan GDP nominal. Kedua jenis ini memiliki perbedaan dalam rumus perhitungan serta fungsi yang mendasar.

  1. GDP atau PDB Riil
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

GDP riil atau PDB riil mengukur nilai total barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu periode tertentu dengan menggunakan harga yang berlaku pada tahun dasar tertentu.

Sebagai contoh, saat menghitung GDP tahun 2022, harga pasar yang berlaku pada tahun 2012 digunakan sebagai acuan harga dasarnya.

Penggunaan GDP riil khususnya bermanfaat dalam situasi inflasi, karena tidak terpengaruh oleh perubahan harga akibat inflasi. Rumus perhitungan GDP riil adalah sebagai berikut:

GDP riil = Kuantitas yang diproduksi pada tahun t × Harga tahun dasar

  1. GDP atau PDB Nominal

Sebaliknya, GDP nominal menggambarkan nilai total barang dan jasa yang dihasilkan pada suatu periode dengan mempertimbangkan harga-harga yang berlaku saat barang atau jasa tersebut diproduksi.

Dalam definisi ini, rumus perhitungan GDP nominal dapat diringkas sebagai berikut:

GDP nominal = Jumlah barang atau jasa yang diproduksi di tahun t × Harga di tahun t

Dalam praktiknya, pemahaman tentang kedua jenis GDP ini memberikan wawasan yang lebih mendalam mengenai aktivitas ekonomi suatu negara, memudahkan untuk memperhitungkan efek perubahan harga serta faktor inflasi dalam mengukur pertumbuhan ekonomi secara akurat.

Manfaat dari GDP

GDP memiliki peranan penting dalam konsep Pendapatan Nasional dengan berbagai manfaat, di antaranya:

  1. Pemantauan Perkembangan Ekonomi

GDP memberikan alat untuk membandingkan kemajuan ekonomi suatu negara dari masa ke masa, yang membantu dalam menilai performa ekonomi secara keseluruhan.

  1. Pembentukan Kebijakan Pemerintah

Data GDP menjadi pedoman penting dalam merumuskan kebijakan ekonomi oleh pemerintah, baik dalam mengatasi permasalahan ekonomi maupun dalam merancang strategi pertumbuhan.

  1. Analisis Struktur Ekonomi

GDP mengungkapkan struktur ekonomi suatu negara dengan memisahkan kontribusi sektor-sektor ekonomi yang berbeda terhadap pendapatan nasional, membantu dalam memahami dinamika ekonomi secara lebih rinci.

  1. Perbandingan Antar Daerah dan Negara

GDP memungkinkan perbandingan kinerja ekonomi antara daerah di dalam negara maupun antara negara-negara berbeda, membantu dalam identifikasi perbedaan, dan peluang kolaborasi.

  1. Pemantauan Pertumbuhan dan Pendapatan

Pengukuran GDP juga memberikan gambaran tentang pertumbuhan ekonomi suatu negara serta pendapatan per kapita, yang memungkinkan evaluasi tingkat kesejahteraan masyarakat.

Contoh Soal Perhitungan GDP

Dalam suatu negara, terdapat data sebagai berikut:

  • Konsumsi Rumah Tangga: Rp 5.000.000.000
  • Investasi: Rp 2.000.000.000
  • Pengeluaran Pemerintah: Rp 1.500.000.000
  • Ekspor: Rp 800.000.000
  • Impor: Rp 600.000.000

Hitunglah Gross Domestic Product (GDP) dari negara tersebut dengan rumus pendekatan pengeluaran.

Jawaban:

GDP = Konsumsi + Investasi + Pengeluaran Pemerintah + (Ekspor − Impor)

GDP = Rp 5.000.000.000 + Rp 2.000.000.000 + Rp 1.500.000.000 + (Rp 800.000.000 – Rp 600.000.000)

GDP = Rp 8.700.000.000

Jadi, GDP dari negara tersebut adalah Rp 8.700.000.000.

Sekian, penjelasan materi mengenai pengertian GDP, rumus, jenis, manfaat, dan contoh soalnya. Semoga bermanfaat.

RISMA KHOLIQ

 Pilihan Editor: Seruan Jokowi: Urusan Politik Jangan Sampai Ganggu Stabilitas Ekonomi

Iklan

Berita Selanjutnya




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Chairman AYEC Beberkan Potensi Ekonomi dan Peluang Kerja Sama Cina - ASEAN

1 hari lalu

Chairman Asean Young Entrepreneurs Council (AYEC) Bagas Adhadirgha saat memberikan pidato dalam kegiatan Young Entrepreneurs Economic and Trade Cooperation Fair yang di selenggarakan China International Youth Exchange Center, Zhaoqing. ANTARA/Ho
Chairman AYEC Beberkan Potensi Ekonomi dan Peluang Kerja Sama Cina - ASEAN

Chairman ASEAN Young Entrepreneurs Council (AYEC), Bagas Adhadirgha, menyebutkan potensi kerja sama ekonomi antara Cina dengan ASEAN + 3 sangat besar.


Dorong Ekspor Produk UMKM, Wamendag Optimalkan Perwakilan Perdagangan di 46 Negara

2 hari lalu

Wakil Menteri Perdagangan atau Wamendag, Jerry Sambuaga, usai acara Diseminasi Hasil Program ARISE+ Indonesia di Jakarta pada Rabu, 17 Mei 2023. Tempo/Amelia Rahima Sari.
Dorong Ekspor Produk UMKM, Wamendag Optimalkan Perwakilan Perdagangan di 46 Negara

Kemendag menyiapkan sejumlah program untuk menunjang ekspor produk UMKM agar bisa menembus pasar global. Salah satunya lewat perwakilan perdagangan.


PDB Ukraina Naik 19,5 Persen

4 hari lalu

Pengungsi Ukraina di Medyka, Polandia, 20 Maret 2022. REUTERS/Fabrizio Bensch/File Foto
PDB Ukraina Naik 19,5 Persen

PDB Ukraina pada April sampai Juni 2023 mengalami kenaikan 19.5 persen karena warga Ukraina mulai bisa menerima keadaan.


Sri Mulyani: APBN hingga Agustus 2023 Surplus Rp 147,2 Triliun

8 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat mengikuti rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 24 Mei 2022. Rapat tersebut membahas pembicaraan pendahuluan RAPBN tahun anggaran 2023 dan rencana kerja pemerintah tahun 2023, dengan agenda keterangan pemerintah atas KEM PPKF RAPBN 2023 dan RKP Tahun 2023 serta Proyeksi Ekonomi Tahun 2023. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sri Mulyani: APBN hingga Agustus 2023 Surplus Rp 147,2 Triliun

APBN masih mencatatkan surplus sebesar Rp 147,2 triliun atau 0,7 persen dari produk domestik bruto (PDB) hingga Agustus 2023.


Mari Elka: Perubahan Iklim Semakin Diperparah dengan Meningkatnya Polusi Udara

20 hari lalu

Mari Pangestu pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan Indonesia dari 2004 hingga 2011. Kemudian pada 2011 hingga Oktober 2014, ia juga menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dok. TEMPO/Aditia Noviansyah
Mari Elka: Perubahan Iklim Semakin Diperparah dengan Meningkatnya Polusi Udara

Mari Elka Pangestu mengatakan sangat penting untuk melakukan aksi terhadap perubahan iklim.


Terkini: Luhut Sebut RI Salah Satu Negara Terbaik Tangani Polusi dan Sampah, Bahlil Ajak Mahasiswa UIN Jadi Menteri Sehari

29 hari lalu

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan saat ditemui di kantornya, Jakarta Pusat usai rapat koordinasi pada Jumat, 18 Agustus 2023. TEMPO/Amelia Rahima Sari.
Terkini: Luhut Sebut RI Salah Satu Negara Terbaik Tangani Polusi dan Sampah, Bahlil Ajak Mahasiswa UIN Jadi Menteri Sehari

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan kembali angkat bicara mengenai polusi udara.


Indonesia Belum akan Bergabung, Ini Sejarah Terbentuknya BRICS

34 hari lalu

Orang-orang berjalan melewati Sandton Convention Centre, yang akan menjadi tuan rumah KTT BRICS mendatang, di Johannesburg, Afrika Selatan, 19 Agustus 2023. REUTERS/James Oatway
Indonesia Belum akan Bergabung, Ini Sejarah Terbentuknya BRICS

Presiden Joko Widodo memastikan Indonesia belum akan bergabung dengan kelompok negara berkembang BRICS. Bagaimana sejarah terbentuknya kelompok negara ini?


Global Shock Bakal Terjadi, Ekonom: Utang Berbagai Negara Rata-rata di Atas 60 Persen

38 hari lalu

Aviliani. TEMPO/ Arnold Simanjuntak
Global Shock Bakal Terjadi, Ekonom: Utang Berbagai Negara Rata-rata di Atas 60 Persen

Ekonom senior dari Indef Aviliani mengungkapkan utang berbagai negara dinilai mengkhawatirkan.


Jokowi Kembali Singgung soal Perlunya Kehati-hatian Pilih Pemimpin

40 hari lalu

Tangkapan layar Presiden Joko Widodo saat menghadiri acara Pengukuhan DPP Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Tahun 2023-2026 dan Peresmian Pembukaan Rakernas GAMKI Tahun 2023, di Medan, Sumatera Utara, Sabtu 19 Agustus 2023. ANTARA/Rangga Pandu
Jokowi Kembali Singgung soal Perlunya Kehati-hatian Pilih Pemimpin

Jokowi kembali ingatkan agar publik berhati-hati dalam memilih pemimpin berikutnya soal kesempatan RI untuk melakukan lompatan-lompatan besar


Jokowi Sebut Pemulihan Ekonomi yang Cepat dan Kuat Bikin Indonesia Naik Kelas

43 hari lalu

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. Tempo/Tony Hartawan
Jokowi Sebut Pemulihan Ekonomi yang Cepat dan Kuat Bikin Indonesia Naik Kelas

Presiden Joko Widodo alias Jokowi menjelaskan pemulihan ekonomi yang cepat dan kuat dari pandemi Covid-19 telah membawa Indonesia naik kelas.