TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat diprediksi melanjutkan pelemahan menjelang pidato Chairman bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed Jerome Powell pada Jumat waktu setempat.
IHSG dibuka melemah 1,40 poin atau 0,02 persen ke posisi 6.897,99. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 0,16 poin atau 0,02 persen ke posisi 956,18.
“IHSG berpeluang melanjutkan pelemahan di tengah masih tingginya capital outflow,” sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat, 25 Agustus 2023.
Dari mancanegara, Chairman The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell akan melangsungkan pidatonya pada Jumat waktu AS.
Dari dalam negeri, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) memutuskan untuk tetap menahan suku bunga pada level 5,75 persen. BI berpendapat tingkat suku bunga saat ini cukup untuk mengendalikan pergerakan inflasi agar sesuai dengan target tahun ini dan tahun 2024.
Dari Eropa, Indeks pan-European STOXX 600 ditutup naik 0,68 persen atau 3,04 poin menjadi 451,70. Investor juga memantau harga gas alam Eropa, yang naik tajam pada Senin, 21 Agustus dan terus naik pada Selasa, 22 Agustus 2023, karena ancaman aksi mogok di Australia yang dapat mengganggu 10 persen aliran gas alam cair dunia.
Selain itu, investor cenderung memperhitungkan Europan Central Bank (ECB) yang akan menunda kenaikan suku bunga pada September di tengah meningkatnya tanda-tanda gejolak ekonomi di benua tersebut, dengan survei terbaru yang menunjukkan penurunan aktivitas bisnis zona euro yang lebih dalam dari perkiraan, khususnya di Jerman, ekonomi terbesar Eropa.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei melemah 553,60 poin atau 1,71 persen ke 31.733,60, indeks Hang Seng melemah 149,28 poin atau 0,82 persen ke 18.062,88, indeks Shanghai melemah 1,98 poin atau 0,06 persen ke 3.080,26, dan indeks Straits Times menguat 0,24 poin atau 0,01 persen ke 3.180,96.
Pilihan Editor: Transaksi QRIS Tumbuh 84,50 Persen, Bank Indonesia: Capai Rp 18,01 Triliun