Instran: kurang tepat
Ketua Institut Studi Transportasi (Instran) Ki Darmaningtyas menilai subsidi tiket KCJB) kurang tepat. Soal rencana subsidi tiket kereta cepat itu diungkap oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi setelah menjajal LRT Jabodebek pada Kamis, 10 Agustus 2023.
“Kereta cepat itu bukan kebutuhan sehari-hari sehingga kurang tepat bila harus disubsidi,” ujar Darmaningtyas saat dihubungi pada Selasa, 15 Agustus 2023.
Menurut dia, proyek yang digarap PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) itu sejak awal dirancang murni bisnis dan tidak ada intervensi dari negara. Sehingga rencana pemberian subsidi terhadap tiket kereta itu harus dipertimbangkan lagi.
Darmaningtyas menyarankan subsidi tersebut dialihkan saja ke angkutan umum di semua kota di Indonesia. Termasuk angkutan pedesaan agar masyarakat bisa berpindah dari kendaraan pribadi ke angkutan umum.
“Sehingga dapat menghemat biaya transportasi dan subsidi BBM,” tutur Darmaningtyas.
Guru besar UI: subsidi layak untuk masyarakat miskin
Hal senada juga disampaikan oleh Guru besar transportasi dari Universitas Indonesia Sutanto Soehodho. Menurut Sutanto, subsidi menjadi layak jika berbasis pada layanan kelas ekonomi yang membantu masyarakat golongan menengah ke bawah atau masyarakat miskin.
Sutanto mengakui, memang subsidi pemerintah untuk angkutan publik tentu tujuannya membantu masyarakat sebagai pengguna yang tidak dapat menjangkau tarif kenyataan. Sehingga diturunkan dari biaya investasi, operasi, dan perawatan.
“Pertanyaannya adalah pelayanan KCJB termasuk pelayanan kelas ekonomi yang membutuhkan subsidi atau justru kelas non-ekonomi?” ujar dia saat dihubungi pada Jumat, 11 Agustus 2023.
Sebagai referensi, Sutanto melanjutkan, Kereta Api Parahyangan yang kelasnya lebih rendah dari kereta cepat saja tidak mendapatkan subsidi. Sehingga, dia mempertanyakan, jika dibandingkan rute yang sama dengan Kereta Api Parahyangan, apakah tiket KCJB layak untuk disubsidi.
“Jadi sebelum bicara mengenai berapa lama harus disubsidi, lebih relevan melihat kelayakan subsidi itu sendiri. Jika subsidi KCJB hanya didasari dengan promosi, maka jangan-jangan subsidinya menjadi tanpa batas waktu,” ucap Sutanto.