TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyatakan dukungan kepada Prabowo Subianto untuk menjadi calon presiden (capres) pada Pilpres 2024.
“Prabowo lahir dari rahim Partai Golkar. Prabowo punya searah dan sejalan dengan Partai Golkar. Dan dengan itu, Partai Golkar memberikan dukungan kepada Bapak Prabowo sebagai calon Presiden Republik Indonesia 2024-2029,” ujar Airlangga di Gedung Museum Perumusan Naskah Proklamasi pada Ahad, 13 Agustus 2023.
Hal itu juga membuat Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang beranggotakan Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) resmi bergabung dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) untuk mengusung Prabowo Subianto sebagai Capres 2024 mendatang.
“Kita yakin dengan politik ekonomi yang sudah dirintis oleh pemerintah sekarang, di mana Pak Airlangga memainkan peranan penting,” kata Prabowo.
Selain memiliki ideologi dan gagasan yang sejalan dengan Partai Golkar, Airlangga juga mengungkapkan beberapa alasan lain terkait keputusan mendukung Prabowo sebagai Capres 2024. Airlangga mengungkapkan bahwa Prabowo dapat mengatasi Indonesia untuk lolos dari middle income trap.
“Pak Prabowo merupakan tokoh yang tepat agar Indonesia dapat lolos dari middle income trap,” ujar Airlangga.
Apakah Middle Income Trap?
Middle income trap adalah kondisi ketika negara yang telah berhasil mencapai tingkat pendapatan menengah tetapi tertahan untuk mencapai tingkat pendapatan yang lebih tinggi. Hal itu disebabkan karena negara tidak dapat bersaing dengan negara berpenghasilan rendah, dalam hal sumber daya alam dan tenaga kerja yang murah.
Selain itu, negara juga tidak dapat bersaing dengan negara maju melalui kualitas sumber daya manusia yang unggul dan kecanggihan teknologi yang baik. Untuk mensiasati permasalahan tersebut, Presiden Jokowi menyebutkan bahwa kunci permasalahan middle income trap adalah dengan melakukan hilirisasi industri.
Hilirisasi yang dimaksud adalah dengan membangun strategi yang tepat dalam menghasilkan tingkat ketergantungan Indonesia kepada Negara lain.
Selain itu, Airlangga sendiri beberapa kali sempat berbicara mengenai solusi agar Indonesia dapat keluar dari middle income trap. Salah satunya adalah ketika Indonesia dapat memanfaatkan bonus demografi. Karena menurutnya, dengan banyaknya angka tenaga kerja produktif, Indonesia akan keluar dari middle income trap.
“Dengan bonus demografi kita bisa menghadapi permasalahan tersebut,” ujar Airlangga yang juga menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia tersebut.
Melalui signifikansi penghasilan negara yang tinggi, hal itu dapat mendongkrak pertumbuhan dan pembangunan yang berkelanjutan dari segala sektor, seperti pengentasan kemiskinan, stabilitas keuangan internasional, sampai isu-isu seperti perubahan iklim dan perdagangan internasional. Otoritas Jasa Keuangan atau OJK telah menyusun dan menetapkan kebijakan 2023 dengan menciptakan peluang pertumbuhan bagi sektor keuangan disamping Jokowi yang terus menekan soal hilirisasi sebagai upaya untuk keluar dari middle income trap tersebut.
Airlangga sendiri telah mengingatkan bahwa partai-partai harus bekerja sama di tengah persimpangan pada 2024 agar Indonesia dapat keluar dari middle income trap. “Crossroad di tahun depan harus kita lakukan dan kerja bareng. Tidak bisa hanya satu partai, tetapi seluruh partai,” kata dia. Airlangga juga melihat sosok yang dapat melanjutkan apa yang selama ini dilakukan pemerintah untuk mengatasi middle income trap, ada di dalam diri Prabowo Subianto.
Sebelumnya, Airlangga Hartarto sempat bertemu Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk mengajak kerja sama mengatasi soal middle income trap itu.
“Tahun depan, kita persimpangan jalannya bukan di ideologi, bukan masalah kekuasaan, tetapi di negara kita, mampu tidak kita menjadi negara yang lepas dari middle income trap, menjadi negara yang maju,” kata Airlangga saat konferensi pers setelah pertemuan di kediaman SBY di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Sabtu 29 April 2023.
ANANDA BINTANG l RIRI RAHAYU l SITI RISKA UMAMI I SDA
Pilihan Editor: Airlangga Hartarto Gandeng Demokrat Bahas Middle Income Trap, Apakah Itu?