“KCIC akan terus memperbanyak akses dan layanan menuju stasiun kereta cepat agar masyarakat lebih mudah menjangkaunya,” tutur Edo. “Tidak hanya bermanfaat bagi penumpang, jembatan baru ini diharapkan juga bisa bermanfaat dan memberikan dampak baik bagi aktivitas masyarakat di sekitar trase.”
Selain aksesibilitas yang beragam, stasiun kereta cepat akan terintegrasi dengan moda transportasi lain. Untuk penyediaan intermoda di Stasiun Tegalluar, akan disediakan shuttle bus menuju Stasiun Cimekar, Commuter Line Bandung Raya dan Commuter Line Garut via Stasiun Cimekar, BRT Trans Metro Pasundan, Damri, serta taksi konvensional dan online.
KCIC juga berkolaborasi dengan Asosiasi Hotel Bandung, Damri, dan Summarecon untuk menghubungkan stasiun Tegalluar dengan pusat-pusat komunitas. Misalnya saja mall, perumahan, dan hotel. Di Mall Summarecon, akan disediakan 4 bus sebagai shuttle yang akan melayani masyarakat menuju Stasiun Tegalluar.
Penyediaan intermoda ini dilakukan sebagai faktor pendukung masyarakat agar bisa dengan mudah menggunakan kereta cepat. Pembangunan akses dan intermoda ini merupakan hasil kolaborasi dari Pemerintah Daerah DKI Jakarta, Jawa Barat, Kemenkomarves, Kementerian PUPR, Kementerian BUMN, dan seluruh stakeholder terkait lainnya.
"Kami berkomitmen untuk selalu memberikan kemudahan dan kenyamanan untuk masyarakat yang hendak menggunakan kereta cepat. Komunikasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak terus kami lakukan agar kemudahan aksesibilitas dan integrasi antarmoda di semua stasiun bisa terwujud," kata Edo.
Secara kesrluruhan hingga akhir Juli 2023, pembangunan prasarana Kereta Cepat Jakarta-Bandung telah mencapai 95,57 persen. Saat ini proses testing dan commisioning atau uji coba dengan kecepatan mencapai 350 kilometer per jam terus dilakukan.
Pilihan Editor: Ini Aturan dan Sanksi Penumpang Kereta Api yang Turun Melebihi Relasi Perjalanan