Soal kemungkinan PHK buntut tuntutan kenaikan UMP 2024 15 persen
Said Iqbal juga menjelaskan kemungkinan permintaan kenaikan upah minimum 2024 naik 15 persen berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK). Dia menyinggung teori ekonomi yang sederhana.
“Mengapa pabrik itu tutup? Karena daya beli turun. Mengapa daya beli buruh turun atau purchasing power turun? Karena upah murah, itu teorinya,” ujar dia di sela-sela aksi pada Rabu, 26 Juli 2023.
Singgung subsidi upah
Di Indonesia, Said Iqbal berujar, subsidi upah hanya diberikan 3-6 bulan saja. Berbeda dengan negara di Eropa yang memberikan subsidi upah selama ekonomi masih hancur dan pertumbuhannya masih rentan.
“Oleh karena itu daya belinya harus dinaikkan. Dengan daya beli naik, konsumsi naik. Kalau konsumsi naik, pasar domestik misalnya industri garmen, kalau buruh punya daya beli kepada garmen, baju-baju itu dibeli oleh buruh, berarti pabrik garmen tekstil itu naik,” tutur dia.
Strategi tingkatkan purchasing power
Said Iqbal menilai saat ini industri terlalu mengandalkan pasar luar negeri. Dia mencontohkan pabrik sepatu merek Adidas dan Puma. Menurut dia, pabrik tersebut tidak tutup melainkan pindah ke Pekalongan yang artinya masih ada order terhadap produknya.
Sehingga, dia berujar, permintaan kenaikan upah 15 persen pada 2024 itu adalah strategi untuk meningkatkan purchasing power. Ketiga purchasing power naik berarti ada konsumsi, tentu yang mengambil adalah domestik.
“Ini ilmu ekonomi yang sangat sederhana, cuma mereka kan potong gaji enggak akan PHK, tapi PHK juga jutaan orang,” ucap Said Iqbal.