TEMPO.CO, Garut - Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengasuransikan 2.000 hektar lahan padi dan jagung. Upaya itu dilakukan untuk meminimalisir kerugian petani bila terjadi gagal panen pada musim kemarau tahun ini. "Setiap hektar akan mendapatkan kompensasi Rp 6 juta bila terjadi gagal panen," ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Beni Yoga pada Selasa, 1 Agustus 2023.
Premi asuransi untuk setiap hektarnya sebesar Rp 185 ribu. Namun pembayaran klaim itu sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah pusat dan daerah. Pemerintah pusat akan memberikan subsidi sebesar Rp 149 ribu sedangkan sisanya sebesar Rp 36 ribu akan dibayar pemerintah daerah. Lahan pertanian ini diasuransikan ke PT Jasindo.
Menurut Beni, jumlah petani yang tercatat dalam asuransi ini mencapai 8.000 orang. Setiap satu hektar lahan persawahan di Garut biasanya dikelola oleh tiga sampai empat orang. "Saya harap asuransi ini bisa mengurangi kerugian petani. Mudah-mudah tidak ada yang gagal panen," ujar Beni.
El Nino kali ini diprediksi akan menyebabkan musim kemarau yang panjang. Karena itu Dinas Pertanian telah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi seperti pembuatan sumur bor untuk lahan pertanian.
Pemerintah daerah juga menghimbau para petani untuk tidak menanam komoditas pertanian yang memerlukan persediaan air yang banyak seperti padi. Komoditas pertanian yang dapat dipilih salah satunya tanaman semusim yang dapat dipanen dengan cepat.
Pada awal kemarau ini, jumlah lahan yang telah mengalami kekeringan tercatat sebanyak 3.000 hektar. Lahan kering itu banyak terdapat di wilayah Garut Selatan dan Utara.
Sementara itu Kepala Pelaksana Badan Penanggung Bencana Daerah (BPBD) Garut, Satria Budi mengaku telah menyiapkan beberapa langkah untuk mengantisipasi musim kemarau ini. Dia telah menyiapkan sejumlah kendaraan tangki untuk mendistribusikan air bersih kepada warga. Sedangkan untuk pertanian, BPBD telah menyiapkan alat penyedot air.
Daerah yang berpotensi kekeringan saat musim kemarau yakni Kecamatan Banyuresmi, Bungbulang, Cibiuk, Cihurip, Cisewu, Cisurupan, Wanaraja, dan Kersamanah. Sedangkan daerah rawan kekeringan diantaranya Kecamatan Malangbong, Mekarmukti, Pendeuy, Sukaresmi, Cigedug, Cibatu, Pamulihan, Pameungpeuk, dan Sukawening. "Kita terus melakukan pemantauan dan melakukan koordinasi dengan dinas teknis untuk mengantisipasi musim kemarau ini," ujar Budi.
Pilihan Editor: Susi Pudjiastuti Blak-blakan soal Harga Tiket Pesawat Rute Domestik Lebih Mahal dari Internasional