TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menargetkan 50 ribu unit sepeda motor listrik konversi terealisasi hingga akhir 2023. Dalam mengejar target ini, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut fabrikator di Indonesia bisa melakukan konversi dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di atas 60 persen.
"Kami dorong terus supaya bisa maksimal," tutur Arifin ketika ditemui wartawan di Kementerian ESDM, Jumat, 28 Juli 2023. "Yang harus terus kita kejar itu baterainya. Harus bisa bikin baterai sendiri."
Di samping itu, Arifin berharap skill konversi motor listrik oleh montir bisa terus tumbuh dan berkembang di seluruh tanah air. Harapannya, dalam jangka panjang Indonesia bisa memproduksi sepeda motor listrik sendiri. "Misalnya nanti kita punya motor (listrik) merk Macan," ujarnya.
Dalam menggenjot penggunaan sepeda motor listrik, pemerintah telah mengucurkan insentif Rp 7 juta. Subsidi ini berlaku untuk pembelian unit baru maupun untuk sepeda motor konversi. Untuk program konversi ini, masyarakat bisa mendaftarkan sepeda motornya melalui Platform Digital Konversi Motor Listrik di laman ebtke.esdm.go.id/konversi atau datang langsung ke bengkel pelaksana.
Adapun menurut Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana, hingga 27 Juli 2023 tercatat sebanyak 4.578 pemohon yang antre. Mayoritas berada di Pulau Jawa dengan presentase hingga 94 persen.
Oleh karena itu, kementeriannya juga melakukan pelatihan di Jawa, Purbalingga, hingga Bali, agar konversi tersebut bisa dieksekusi dengan cepat. "Saat ini ada 8 bengkel konversi bersertifikat dengan kapasitas 35 ribu kendaraan motor per tahun. Untuk bisa menambah ini, kami lakukan pelatihan teknis, mentor dan mendorong bengkel sertifikat untuk menggandeng bengkel lainnya," ungkap Dadan.
Pilihan editor: Punya Kapasitas Produksi 35 Ribu Unit per Tahun, Berikut 8 Bengkel Pelaksana Konversi Sepeda Motor Listrik di Jawa-Bali