TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal menyambut positif rencana pemerintah untuk menghapuskan kredit macet di sektor usaha mikro, kecil dan menengah. Menurutnya, setelah pandemi COvid-19 pelaku UMKM masih membutuhkan bantuan dari pemerintah.
"Kondisinya kan sekarang masih ada yang belum pulih, jadi ada beberapa scaring effect di beberapa sektor, terutama di banyak UMKM. Artinya memang insentif masih dibutuhkan dalam kondisi seperti ini," ucap Faisal saat dihubungi Tempo, Senin, 24 Juli 2023.
Faisal menyebutkan ada dua alasan yang membuat penghapusan kredit bagi UMKM dibutuhkan. Pertama, karena adanya scaring effect atau kecemasan pelaku ekbomi yang mengakibatkan ketidakpastian. Kedua, masih lesunya permintaan pasar di dalam negeri.
Dia berujar pemerintah memberikan insentif kepada pelaku UMKM pada masa pandemi UMKM dalam bentuk restrukturisasi kredit. Namun akhir tahun lalu restrukturisasi kredit ini dihentikan, kecuali beberapa sektor tertentu.
Padahal, ia menilai pasca-pandemi ini banyak UMKM yang belum pulih. Ditambah pada tahun lalu terjadi UMKM mendapat beban inflasi yang tinggi.
Lalu permintaan pasar saat ini masih cenderung lesu, meskipun, lebih baik dibandingkan kondisi saat Covid-19. Karena itu, dia menilai penghapusan kredit macet UMKM masih dibutuhkan.
Kriteria memilih UMKM yang layak mendapatkan program