TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Bidang Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana menanggapi soal tarif dasar light rail transit atau LRT Jabodebek yang sudah resmi ditetapkan. Hal itu termaktub dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 67 Tahun 2023, tentang tarif angkutan orang dengan kereta api ringan terintegrasi di wilayah Jabodebek untuk melaksanakan kewajiban pelayanan publik.
Dalam aturan tersebut disebutkan bahwa tarif yang ditetapkan yakni Rp 5.000 untuk 1 kilometer pertama, dan selanjutnya masyarakat dikenakan Rp 700 setiap kilometer berikutnya.
“Jadi saya pikir tarif yang Rp 5.000 ini sebetulnya cukup wajar sih. Jika dihitung dari Jakarta ke Cibubur dengan jarak 24 kilometer, atau Jakarta ke Bekasi jarak 24-25 kilometer, maka tarifnya sekitar Rp 23-24 ribu,” ujar dia saat dihubungi pada Jumat, 21 Juli 2023.
Namun, Aditya memberikan catatan agar tarif itu setidaknya bisa diterapkan hingga 5 tahun ke depan sama. Karena setidaknya permintaan penumpang stabil, dan terjadi shifting dari transportasi pribadi ke LRT Jabodebek. Penumpang juga nilainya agak sensitif jika bicara soal tarif.
Dia mencontohkan, jika tarif naik, maka akibatnya jarak terjauhnya akan terdampak naik dan paling mahal. “Setidaknya selama lima tahun itu, kalau bahan bakar minyak naik, upah minimumnya juga naik setidaknya masyarakat masih memilih untuk naik LRT. Karena tarifnya masih stabil dan terjangkau,” ucap Aditya.
Selain itu, Aditya juga meminta agar tarif tidak hanya diresmikan secara tunggal untuk LRT Jabodebek saja. Artinya tarif parkir di stasiunnya juga harus murah. Karena perlu disediakan parkir pemindahan moda atau park and ride yang tarifnya flat dan terjangkau.
Ditambah lagi akses ke stasiunnya harus disediakan, seperti tarif angkutan umum yang terjangkau. Jadi, dia berujar, jangan sampai tarif LRT Jabodebek terjangkau tapi tarif parkir dan akses ke stasiunnya mahal. “Orang akan enggak tergerak untuk naik LRT mending tetap naik kendaraan pribadinya sendiri,” tutur dia.
Selain itu, Aditya juga meminta agar ke depan tarif LRT Jabodebek bisa terintegrasi dengan tarif PT Jaklingko Indonesia. Tujuannya supaya para pengguna yang butuh berpindah moda transportasi itu tetap bisa mendapatkan tarif yang terjangkau dan ekonomis, karena bukan tarif kumulatif lagi.
“Kalau sekarang tarif bundling-nya hanya tarif Transjakarta, LRT Jakarta, dan MRT Jakarta. Harapan saya KRL Commuter Line dan tarif LRT Jabodebek itu juga nanti bisa terintegrasi ke Jaklingko,” kata Aditya.
Sementara, Manager Public Relations LRT Jabodebek Kuswardojo menjelaskan untuk mempermudah mobilisasi masyarakat menuju dan melanjutkan perjalanan dari stasiun, LRT Jabodebek berkolaborasi dengan beberapa pihak. Mulai dari pemerintah pusat dan daerah, BUMN, BUMD, serta pihak swasta dalam penyiapan konektivitas dengan transportasi lain di seluruh stasiun LRT Jabodebek.
Stasiun LRT Jabodebek berjumlah 18 stasiun, juga telah terkoneksi dengan moda transportasi lainnya untuk memudahkan masyarakat dari dan menuju stasiun LRT Jabodebek. Adapun moda transportasi lain yang berada di sekitar Stasiun LRT Jabodebek adalah sebagai berikut:
- Stasiun Harjamukti terkoneksi dengan Jaklinko.
- Stasiun Ciracas terkoneksi dengan Jaklinko.
- Stasiun Kampung Rambutan terkoneksi dengan Transjakarta BRT, Jaklinko, Minitrans, dan Bus AKAP.
- Stasiun TMII terkoneksi dengan Transjakarta BRT dan Jaklinko.
- Stasiun Dukuh atas terkoneksi dengan Commuter Line, MRT Jakarta, Transjakarta BRT, dan KA Bandara.
- Stasiun Setia Budi terkoneksi dengan Transjakarta BRT.
- Stasiun Rasuna Said terkoneksi dengan Transjakarta BRT.
- Stasiun Kuningan terkoneksi dengan Transjakarta BRT.
- Stasiun Pancoran terkoneksi dengan Transjakarta BRT.
- Stasiun Ciliwung terkoneksi dengan Transjakarta BRT.
- Stasiun Cawang terkoneksi dengan Transjakarta BRT.
- Stasiun Cikoko terkoneksi dengan Transjakarta BRT dan Commuter Line.
- Stasiun Jatimulya terkoneksi dengan Transpatriot dan Angkutan kota.
- Stasiun Bekasi Barat terkoneksi dengan Transpatriot dan Angkutan kota.
- Stasiun Cikunir 1 terkoneksi dengan Angkutan Kota.
- Stasiun Cikunir 2 terkoneksi dengan Angkutan Kota.
- Stasiun Jatibening Baru terkoneksi dengan Angkutan Kota.
- Stasiun Halim terkoneksi dengan Kereta Cepat Jakarta Bandung dan Transjakarta BRT.
Pilihan Editor: Alasan Luhut Sebut OTT KPK Kampungan