Selain itu, guna mengantisipasi menurunnya jumlah ketersediaan beras akibat El Nino, saat itu Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan jajaran kabinetnya untuk mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik mulai dari upaya deteksi dini, teknologi modifikasi cuaca, hingga penyiapan waduk dan sumur bor.
"Salah satu arahan Presiden, Menteri Pertanian diminta untuk mempercepat tanam dan mempersiapkan produksi, serta penyaluran pupuk, sedangkan NFA diminta mengkalkulasi berapa kebutuhan dan dipenuhinya dari mana," kata Arief.
Sementara itu, Indonesia sendiri menargetkan jumlah produksi beras dalam negeri mencapai 30 juta ton.
Saat ini stok Bulog berada di angka 735.000 ton, ditambah realisasi Importasi sekitar 500.000 ton karena masih dilakukan penyerapan dari dalam negeri dan impor dilakukan hanya untuk balancing.
Pemanfaatan CBP dalam tiga bulan terakhir untuk bantuan pangan beras sebesar 640.000 ton ditambah Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) 600.000 ton, telah memberikan andil positif dalam pengendalian inflasi.
Oleh karena itu, akan dilakukan intervensi lagi pada tiga bulan mendatang kepada 21,353 juta KPM, masing-masing sebanyak 10 kilogram.
"Presiden juga memerintahkan, melalui penugasan dari NFA kepada Perum Bulog untuk menyerap 2,4 juta ton sehingga balance stok Bulog yang dibawa ke 2024 itu nantinya sebesar 1,2 juta ton,” pungkasnya.
Pilihan editor: Gaet BRIN dan Telkom University, Bapanas Kembangkan Sistem Perkiraan Harga Pangan Berbasis Machine Learning