TEMPO.CO, Palembang - Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan secara langsung Jalan Tol Bengkulu – Taba Penanjung sepanjang 16,7 KM. Proyek senilai Rp 4,8 triliun termasuk dalam Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) tahap 1.
Proyek akan berlanjut tahap 2 Lubuk Linggau–Taba Penanjung sepanjang 80 km yang masuk dalam tahap IV. Jalan Tol Bengkulu-Taba Penanjung merupakan bagian dari feeder jaringan JTTS sepanjang ±98 km.
Presiden Jokowi, mengatakan Jalan Tol Bengkulu – Taba Penanjung ini akan menunjang mobilitas logistik, mobilitas orang, dan akan memunculkan titik – titik pertumbuhan ekonomi baru.
Sementara itu Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo, mengatakan jalan tol ini memiliki kecepatan rencana sebesar 80 km/jam. Sehingga masyarakat pengguna dapat menghemat waktu tempuh dari semula 1 jam menjadi kurang lebih kurang 15 menit dari Bengkulu ke Taba Penanjung.
“Ini juga dapat menjadi pilihan bagi hasil komoditas serta akses ke berbagai obyek pariwisata yang memiliki nilai bersejarah," kata Tjahjo, Kamis, 20 Juli 2023.
Jalan Tol Bengkulu – Taba Penanjung merupakan bagian dari feeder jaringan JTTS sepanjang ±98 km yang terbagi dalam 2 tahap. Untuk tahap 1 Bengkulu – Taba Penanjung dengan total panjang 16,7 km dan telah beroperasi sejak akhir tahun 2022, dan tahap 2 Lubuk Linggau – Taba Penanjung (80 km) yang masuk dalam tahap IV pembangunan JTTS sesuai Perpres No. 131 Tahun 2022.
Pembangunan konstruksi jalan tol yang telah beroperasi sejak Triwulan II 2022 ini, dilakukan oleh anak usaha Hutama Karya yakni PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) sejak September 2019 lalu. Proyek rampung pada Maret 2022. Adapun dalam tahap pembangunannya, HKI menerapkan
berbagai teknologi digitalisasi konstruksi.
Direktur Utama HKI Aji Prasetyanti menjelaskan untuk menunjang pembangunan proyek yang lebih efisien, HKI menerapkan teknologi Building Information Modelling (BIM) dan fotogrametri yang dapat membantu menghadirkan kondisi fisik real-time proyek tol secara 3D visual. "Sehingga memudahkan pemantauan progres proyek,” kata dia.
Lebih rinci dia menerangkan pihaknya menemukan tantangan dalam proses konstruksi jalan tol seperti kondisi topografi trase memiliki tantangan medan yang cukup berat, sehingga mengharuskan tim untuk ‘membelah bukit’ dengan ketinggian hingga 40 meter dan membangun jembatan dan pile slab untuk menyeberangi lembah dan sungai.
Adapun untuk mencegah kelongsoran, HKI juga telah mengimplementasikan sejumlah metode diantaranya pada lereng dibuat sistem trap dan treatment dengan soil nailing. Selain itu, juga dilakukan penanaman vegetasi, hydroseeding, dan vetiver untuk mencegah erosi pada permukaan lereng akibat curah hujan.
Pilihan Editor: Hari Ini Jokowi Akan Resmikan Tol Bengkulu-Taba Penanjung Sepanjang 17,6 Kilometer