"Pipanya sudah ada, dari West Natuna ke Batam-Sumatera Selatan-Jawa Barat," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro hari ini (6/5) di Jakarta. "Yang belum ada pipa dari East Natuna ke West Natuna."
Dia memperkirakan produksi gas Natuna akan mulai pada 2016 hingga 2017. Kalau terminal sudah selesai dibangun pada 2011, menurut Purnomo, pasokan gas bisa diperoleh sementara dari gas Bontang milik Total, gas Suban 3 milik ConocoPhillips, dan gas North West Java Basin milik Beyond Petroleum.
Terminal lepas pantai di Teluk Jakarta diperkirakan berkapasitas 3 juta ton per tahun. Pembangunan akan melibatkan konsorsium BUMN, terdiri dari Pertamina, Perusahaan Gas Negara, dan PLN.
Direktur Utama PLN Fahmi Mochtar mengatakan ketiga BUMN itu masih mengkaji soal pembagian kepemilikan sahamnya. "Yang jelas, Pertamina pemegang saham mayoritas," katanya.
Terminal itu akan memasok gas untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap Tanjung Priok dan Muara Karang.
Untuk pembangkit Tanjung Priok pagi tadi telah dilakukan pemancangan tiang pertama perluasan kapasitas menjadi 740 megawatt. Pekerjaan konstruksi akan selesai dalam 31 bulan atau pada akhir 2010.
"Penghematan dari bahan bakar gas di pembangkit Tanjung Priok diperkirakan mencapai Rp 8,5 triliun," kata Fahmi.
SORTA TOBING