TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat dari Masyarakat Transportasi Indonesia atau MTI, Aditya Dwi Laksana, membeberkan perbedaan light rail transit atau LRT Jabodebek, mass rapid transit (MRT), dan kereta rel listrik (KRL). Menurut dia LRT Jabodebek berbeda dengan MRT dan KRL yang kecepatannya bisa maksimal 100 kilometer per jam.
“Kenapa disebut light rail? Karena kapasitas angkutnya lebih kecil. Speed-nya pasti juga akan dibatasi misalnya 60 kilometer per jam, tidak bisa yang maksimal,” ujar dia saat dihubungi pada Senin, 10 Juli 2023.
Namun, kekurangan LRT Jabodebek itu bisa dikompensasikan dengan frekuensi perjalanannya. Meski kapasitas angkutnya terbatas, tapi headway atau waktu antara dua sarana angkutan untuk melewati suatu titik akan dibuat rendah, misalnya 3-6 menit sekali. Sehingga, LRT Jabodebek headway-nya cukup padat.
Sementara jika melihat MRT, kalau dari segi pasar masih terbatas. Aditya menilai hal itu disebabkan karena MRT hanya menghubungkan Lebak Bulus ke Bundaran Hotel Indonesia saja. Di mana sekarang Lebak Bulus sudah bukan lagi luar DKI Jakarta.
“Mungkin ketika direncanakan di tahun 1990-an Lebak Bulus itu masih dianggap luar kota. Tapi sekarang sudah tidak,” tutur Aditya.
Sehingga untuk merebut pasar, MRT masih lebih terbatas. Berbeda dengan LRT Jabodebek dan KRL yang bisa mengangkut penumpang dari wilayah sub urban menuju urban. “Tapi keterbatasannya LRT Jabodebek terletak pada keterbatasan angkut dan kecepatannya. Kira-kira pembandingnya seperti itu,” ucap dia.
LRT Jabodebek akan melakukan soft launching pada besok, Rabu, 12 Juli 2023. Mulai besok masyarakat—secara terbatas—bisa menjajal kereta layang itu hingga 15 Agustus 2023 dengan tarif Rp 1.
“Dalam satu hari, kita menyiapkan 4 perjalanan. Artinya hanya ada kurang lebih 600 masyarakat saja yang bisa ikut dalam perjalanan,” ujar Manager Public Relations LRT Jabodebek Kuswardojo di Depo LRT Jabodebek, Bekasi, Jawa Barat, Kamis, 6 Juli 2023.
Kemudian Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan meresmikan LRT Jabodebek pada 18 Agustus 2023. Hal itu sekaligus menjadi tanda pertama kali kereta tersebut beroperasional secara komersial.
Pilihan Editor: Viral Jamaah Haji Pamer Emas, Ini Perbandingan Harga Emas di Arab dan Indonesia