Ia menilai, QRIS sebagai salah satu game changer dalam pembayaran bertujuan untuk mengakselerasi inklusi ekonomi dan keuangan digital.
"Penggunaan QRIS juga termasuk memperkuat interkoneksi dan interoperabilitas sistem pembayaran," katanya.
Sejalan dengan hal tersebut, Fitria menyampaikan, perkembangan global yang bergerak dengan cepat sehingga Bank Indonesia sebagai otoritas merespon kebutuhan masyarakat.
"Maka, kami menyediakan infrastruktur pembayaran non-tunai yang bertujuan untuk menunjang keamanan dan kemudahan transaksi," ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia, Hari Widodo mengajak masyarakat Jawa Tengah lebih memahami makna Rupiah sebeagai penggerak ekonomi melalui edukasi sistem pembayaran tunai dan non-tunai.
Hari menekankan Rupiah sebagai alat penyimpanan. Maka, ia mengajak masyarakat bertransaksi secara bijak dengan membedakan kebutuhan dan keinginan dalam berbelanja.
"Tips agar bisa bijak berbelanja terutama untuk kebutuhan sehari-hari adalah dengan melakukan perencanaan keuangan," tuturnya.
Menurut dia, bertransaksi bijak juga dapat dimaknai dengan menabung dan melakukan investasi untuk menyimpan nilai Rupiah di masa yang akan datang di lembaga keuangan resmi yang miliki izin dari otoritas terkait.
"Membangun rasa Cinta Bangga Paham Rupiah artinya masyarakat berperan dalam menjaga kedaulatan negara dan pembangunan ekonomi bangsa," kata dia.
Pilihan editor: Bank Indonesia Menargetkan Jumlah Pengguna QRIS Mencapai 45 Juta Orang pada 2023