TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa dalam kondisi global bergejolak, Indonesia termasuk negara yang dianggap stabil untuk berinvestasi. Bahkan, menurut dia, pertumbuhan investasi di Indonesia sangat impresif.
“Ini saya konfirmasi dengan beberapa pertemuan investment fund yang kita lakukan sangat intensif pada dua hari lalu di London maupun Paris,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual APBN Kita Edisi Juni 2023, pada Senin, 27 Juni 2023.
Sementara dalam hal credit default swap, Indonesia juga masih dalam sisi yang stabil dan rendah. Meskipun Fed Fund Rate melonjak tinggi dan US Treasury meningkat tajam, kata dia, pergerakan nilai tukar rupiah Indonesia masih dalam posisi stabil bahkan cenderung apresiasi.
Hal ini menggambarkan market memiliki persepsi baik terhadap ekonomi Indonesia yang ditopang kebijakan fiskal dan moneter yang prudent. “Dengan kombinasi yang baik untuk terus menjaga perekonomian kita dilihat secara positif oleh para investor,” ucap Sri Mulyani.
Selain itu, bendahara negara juga menyinggung soal arus modal yang masuk ke Indonesia. Menurut dia, secara umum capital inflow terjadi di berbagai emerging market, di mana mendapatkan positif capital inflow US$ 10,4 miliar dalam bentuk saham maupun dalam bentuk pembelian obilgasi.
Untuk Indonesia, Sri Mulyani berujar, sampai dengan Juni 2023 itu inflow di pasar obligasi mencapai Rp 80,7 triliun Year to Date (YtD). Sedangkan inflow bulan Mei adalah sebesar Rp 6,67 triliun untuk sebulan saja, lalu hingga 21 Juni Month to Date (MtD) yaitu mencapai Rp 13,62 triliun.
“Untuk pasar saham YtD telah mencatatkan capital inflow sebesar Rp 16,87 triliun sedangkan MtD-nya adalah Rp 3,71 triliun,” tutur dia.
Adapun soal kepemiolikan surat berharga negara (SBN) yang kredibel terutama yang dimiliki oleh non residen, Sri Mulyani mengatakan, mencapai 15,45 persen naik dari Desember 2023 sebesar 14,36 persen. “Ini adalah salah satu yang menopang sentimen positif dan juga tentu kinerja dari surat berharga termasuk saham di Indonesia,” kata Menkeu Sri Mulyani.
Pilihan editor: Surplus Neraca Perdagangan Mei Tumbuh Tipis, Sri Mulyani Waspadai Tren Melemahnya Ekspor