TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan bahwa kinerja anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) hingga akhir Mei 2023 terus terjaga positif. Kondisi APBN masih mencatatkan surplus sebensar Rp 204,3 triliun.
“Ini artinya 0,97 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) yang diperkirakan tahun ini. Sedangkan dari sisi keseimbangan primer juga mencatat surplus Rp 390,5 triliun,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual APBN Kita Edisi Juni 2023, pada Senin, 27 Juni 2023.
Dari sisi pendapatan negara, kata Sri Mulyani, angkanya mencapai Rp 1.209,3 triliun, artinya 49,1 persen dari total target APBN tahun ini sudah tercapai. “Ini menunjukan pertumbuhan 13 persen dibandingkan penerimaan Mei 2022 yang lalu,” ucap Sri Mulyani
Sedangkan dari sisi belanja negara, bendahara negara itu menjelaskan, nilainya mencapai Rp 1.005 triliun. Artinya, 32,8 persen dari total belanja negara sudah dibelanjakan. “Angka tersebut naik 7,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” tutur Sri Mulyani.
Sebelumnya pada Mei 2023, Sri Mulyani, mengungkapkan kinerja APBN pada kuartal I 2023 tetap positif. Menurut dia, hal itu ditandai dengan kinerja pendapatan negara yang tumbuh cukup tinggi dan realisasi belanja yang mampu menopang pemulihan ekonomi.
“Realisasi pendapatan negara selama kuartal I 2023 mencapai Rp 647,15 triliun atau 26,27 persen dari target APBN dan tumbuh sebesar 28,98 persen year on year (YoY),” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di LPS Learning Center, Gedung Pasific Century Place, Jakarta Barat, pada Senin, 8 Mei 2023.
Sementara pada periode yang sama penyerapan belanja negara mencapai Rp 518,66 triliun (16,94 persen dari pagu APBN) atau tumbuh 6,7 persen YoY. Posisi fiskal pemerintah relatif kuat, tercermin dari surplus pada keseimbangan primer sebesar Rp 228,76 triliun.
“Dan surplus keseimbangan fiskal sebesar Rp 128,50 triliun, ekuivalen dengan 0,61 persen PDB,” ucap Sri Mulyani.
Pilihan Editor: MTI Nilai Bus Listrik di Bandung dan Surabaya Berpotensi Mangkrak