TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo melaporkan kredit perbankan kembali meningkat sehingga mendukung upaya memperkuat pertumbuhan ekonomi. Tercatat kredit perbankan pada Mei 2023 tumbuh 9,39 persen secara year on year (yoy).
"Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 8,08 persen yoy," tutur Perry dalam Rapat Dewan Gubernur yang digelar secara virtual pada Kamis, 22 Juni 2023.
Dia berujar kenaikan pertumbuhan kredit terjadi pada semua jenis kredit di sebagian besar sektor ekonomi, seperti sektor Jasa Dunia Usaha, Pertambangan, Industri, dan Jasa Sosial. Pertumbuhan kredit didorong oleh peningkatan permintaan.
Ia menilai pertumbuhan kredit tersebut sejalan dengan kinerja korporasi yang tumbuh tinggi, serta tersedianya likuiditas dan longgarnya standar penyaluran kredit atau pembiayaan perbankan.
Pembiayaan syariah juga tumbuh tinggi mencapai 19,45 persen yoy pada Mei 2023. Di segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), pertumbuhan kredit terus berlanjut yaitu mencapai 7,61 persen yoy pada Mei 2023. Perry berujar hal itu didukung realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp80,25 triliun hingga 31 Mei 2023.
Untuk mendorong pertumbuhan kredit lebih lanjut, Bank Indonesia menyatakan akan meningkatkan stimulus kebijakan makroprudensial. Kebijakan itu dilakukan melalui peningkatan dan penajaman insentif likuiditas kepada bank-bank penyalur kredit pada sektor-sektor hilirisasi.
Sektor yang dimaksud adalah pertambangan, pertanian, perkebunan, dan perikanan. Ditambah sektor perumahan, pariwisata. BI juga mengungkapkan akan meningkatkan inklusi keuangan UMKM dan KUR, serta ekonomi-keuangan hijau.
Pilihan Editor: BI Optimistis Nilai Tukar Rupiah Menguat, Ditopang Surplus Transaksi Berjalan dan Aliran Modal Asing