Budi Karya juga mengatakan saat menjajal kereta cepat tidak ada goyangan yang dirasakan. Dia menilai hal itu menandakan bahwa konstruksinya bagus. Dari segi barrier juga harus diperhatikan, menurut Budi Karya, agar lintasan tidak dilewati sembarangan oleh orang. Termasuk juga masyarakat di sekitar lintasan yang main layang-layang yang harus diamankan.
"Kami minta ke PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) untuk buat turnamen atau lomba layang-layang di tempat yang ditentukan dengan hadiah jadi mereka enggak liar," kata Budi Karya.
Budi Karya dan Luhut serta beberapa pejabat lainnya menjajal KCJB. Mereka mencoba dari Stasiun Halim hingga ke Stasiun Padalarang, kemudian dari Stasiun Tegalluar menggunakan kereta feeder, lalu kembali lagi ke Stasiun Halim. “Tadi kami coba kecepatan 350 kilometer per jam sampai ada sebentar peak-nya di 385 kilometer per jam,” kata Luhut.
Luhut juga mengatakan sudah mendapatkan laporan mengenai pengetesan yang sudah dilakukan dan hasilnya cukup baik. Menurut dia, tingkat kedap suara di dalam kereta sangat bagus. “Tadi kegoyangan dan sebagainya betul-betul sangat bagus,” kata Luhut.
Bahkan, Luhut melanjutkan, dia bisa melakukan rapat di dalam sepur kilat itu tanpa ada suara seperti di kereta pada umumnya. “Tanpa suara keras dengan suara yang biasa saja,” ucap dia. Luhut pun menilai bahwa hal itu merupakan lompatan teknologi.
Pilihan Editor: Stafsus BUMN Sebut Bahagia DPR Pesan Tiket Kelas Bisnis Garuda Indonesia untuk Berangkat Haji, karena...