TEMPO.CO, Jakarta - PT Wijaya Karya Tbk (Persero) dan PT Waskita Karya Tbk (Persero) dikabarkan memoles laporan keuangannya. Sebelumnya, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) II Kartika Wirjoatmodjo menyebut isu besar menyeret tiga BUMN Karya. Diketahui, perusahaan konstruksi tersebut terlibat dalam berbagai proyek besar, termasuk kereta cepat Jakarta-Bandung.
Mengacu pada publikasi PT Wijaya Karya Tbk (Persero) atau WIKA, perseroan mengawali kegiatan usaha dengan berkonsentrasi pada instalasi listrik dan pipa air. Namun, perusahaan tersebut terus bertransformasi dan melebarkan sayap hingga memiliki lima bisnis yaitu investasi, properti, infrastruktur, energi, serta industri.
Berikut deretan daftar proyek yang digarap Wijaya Karya berdasarkan lini bisnisnya, baik yang sudah selesai maupun dalam proses pengerjaan.
- Investasi
Proyek di bidang investasi mencakup jalan tol dan pengolahan air dengan rincian sebagai berikut. Tol Balikpapan-Samarinda (2019), Tol Serang Panimbang (2022), dan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Jatiluhur (2022).
- Realti dan Properti
Lini bisnis realti dan properti terdiri dari real estat, layanan hotel, dan manajemen gedung. Adapun deretan proyek pembangunan yang dieksekusi oleh WIKA adalah Tamansari Skylounge Balikpapan (2019), Tamansari Lagoon (2021), Tamansari Gangga (2021), Merusaka Nusa Dua Bali (2021), Tamansari Jiwa (2021), dan Tamansari Iswara (2021).
- Infrastruktur dan Gedung
Proyek Wijaya Karya pada sektor infrastruktur dan gedung terdiri dari Tol Serang Panimbang atau Serpan (2021), Jembatan Kretek (2022), Pelabuhan Kijing (2021), Pelabuhan Patimban (2021), Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan atau Tol Cisumdawu (2021), Bendungan Paselloreng (2021), dan Bendungan Jatigede (2021).
Kemudian Jembatan Simpang Susun Semanggi (2021), Jembatan Layang (Flyover) Mass Rapid Transportation (MRT) Jakarta (2021), Auto People Mover System (APMS) Bandara Internasional Soekarno-Hatta (2021), Jalur Light Rail Transit (LRT) Velodrome-Kelapa Gading, Jakarta (2021), Jembatan Sei Alalak (2021), dan Flyover Pettarani (2020).
Proyek yang digarap Wijaya Karya lainnya, meliputi Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati (2018), Bandara Oecusse, Timor Leste (2019), Jakarta International Stadium atau JIS (2014), Jakarta International Velodrome (2018), Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai (2022), Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan (2014), dan Pengembangan Bandara Internasional Hang Nadim (2021).
Serta Taman Ismail Marzuki atau TIM (2019), Gedung Sarinah (2020), Mandiri University (2021), Jakarta International Equestrian Park (2021), Gedung SGLC Universitas Gadjah Mada (2020), dan Wisma Atlet Kemayoran (2018).
- Energi dan Pabrik Industri
Dari bidang energi dan pabrik industri, WIKA berperan dalam pendirian pembangkit listrik dan pabrik, antara lain:
- Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Muara Karang (2020).
- Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cilacap (2021).
- Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit 1 (2021).
- Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Institut Teknologi Sumatera (ITERA) (2021).
- Terminal LPG Refrigerated Tanjung Sekong (2021).
- Fasilitas Produksi Gas Matindok Banggai, Sulawesi Tengah (2021).
- Pabrik Pupuk Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K) atau NPK Sriwidjaja Fusion II PT Pusri Palembang (2021).
- Industri
Untuk sektor industri, WIKA memproduksi beton, baja, PPC (plastic, pressing, and casting), alat berat, aspal, energi baru dan terbarukan (EBT), serta kendaraan listrik.
NIA HEPPY | MELYNDA DWI PUSPITA
Pilihan Editor: Ragam Cerita Faisal Basri: dari Soal Luhut, Subsidi Kendaraan Listrik, hingga Konflik Kepentingan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini