TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengakui harga telur masih tinggi. Namun, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Isy Karim optimistis harga telur dapat segera melandai. Ia mengatakan Kemendag sedang mempertimbangkan dua solusi agar harga komoditas ini bisa segera turun.
"Kami masih mempelajari apakah ada intervensi harga seperti tahun kemarin atau kami menerapkan bantuan pakan jagung. Nanti kami lihat dan diputuskan di rakortas (rapat koordinasi terbatas)," ucap Isy saat ditemui di kantornya, Jakarta Pusat pada Kamis, 8 Juni 2023.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) sebelumnya menyebutkan kenaikan harga jagung pakan unggas secara tidak langsung menyumbang kenaikan harga telur ayam ras belakangan ini. Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Bapanas Rachmi Widiriani mengatakan peternak memilih jagung sebagai pakan, agar telur yang dihasilkan memiliki warna kuning.
"Komponen pembentuk harga telur ayam ini kan 55 persennya adalah jagung, untuk pakannya," kata Rachmi, Senin, 5 Juni 2023.
Selain itu, Bapanas menyebut kenaikan harga telur juga disebabkan jarak dari sentra produksi. Makin jauh jauh jaraknya, maka akan semakin mahal pula harga telur yang dijual di pasaran. Oleh sebab itu, Bapanas juga akan membantu memfasilitasi distribusi dari daerah surplus ke daerah defisit.
Dengan bantuan fasilitas distribusi itu, Bapanas berharap para peternak tidak terlalu dibebani biaya transportasi pengangkutan jagung, sehingga diharapkan harga telur bisa kembali normal.
Adapun berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga telur per Kamis, 8 Juni 2023 mencapai Rp 32 ribu per kilogram. Kenaikan harga tertinggi terjadi di Maluku, yaitu menjadi Rp 41.700 per kilogram. Adapun harga acuan pemerintah (HAP) telur sebesar Rp 27 ribu per kilogram. Kenaikan harga telur sudah terjadi sejak hari Raya Idul Fitri bulan lalu.
Pilihan Editor: OJK: 24 Fintech P2P Lending dalam Pengawasan Khusus
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini