TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan keamanan siber asal Rusia, Kaspersky, mengungkapkan modus melalui ekstensi berbahaya untuk browser Chrome, Brave, dan Opera yang dimanfaatkan untuk mencuri aset kripto seperti Bitcoin.
Hal itu merupakan bagian dari kampanye Satacom, keluarga malware terkenal yang aktif sejak 2019 dan sebagian besar dikirimkan (dalam bentuk tautan atau iklan berbahaya) melalui malvertising yang ditempatkan di situs web pihak ketiga.
Data telemetri Kaspersky mengungkapkan bahwa selama bulan April dan Mei 2023, hampir 30 ribu orang berisiko menjadi sasaran kampanye. “Dalam dua bulan terakhir, negara yang paling terdampak ancaman ini adalah Brasil, Meksiko, Aljazair, Turki, India, Vietnam, dan Indonesia,” ujar analis malware di Kaspersky, Haim Zigel, lewat keterangannya, Kamis, 8 Juni 2023.
Berdasarkan data Kaspersky, jumlah pengguna yang terdampak paling tinggi secara berurutan adalah Brazil sebanyak 3.996; Meksiko 2.056; Aljazair 1.790; Turki 1.418; India 1.127; Vietnam 1.010; dan Indonesia 1.003.
Ekstensi berbahaya melakukan manipulasi browser saat pengguna menjelajahi situs web pertukaran aset kripto yang ditargetkan. “Kampanye ini menargetkan pengguna Coinbase, Bybit, Kucoin, Huobi, dan Binance,” kata Zigel.
Selanjutnya: Selain mencuri aset kripto....