TEMPO.CO, Jakarta - Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan di Indonesia masih terus berlanjut. Maraknya aksi PHK perusahaan ini sudah terjadi sejak tahun lalu. Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), ada sekitar sepuluh ribu buruh pekerja yang terkena PHK selama periode Januari hingga September 2022. Lantas, perusahaan apa saja yang melakukan PHK beberapa bulan terakhir di 2023 ini?
Daftar PHK Massal Perusahaan Indonesia
Dalam catatan Tempo, berikut ada sejumlah perusahaan yang PHK terhadap karyawan.
1. Puma
PT Horming Indonesia selaku pemegang lisensi produksi sepatu merek Puma di Cikupa, Tangerang, terpaksa memberhentikan 600 dari total 2.400 karyawannya. Kepastian PHK ratusan orang telah disampaikan manajemen perusahaan ke Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Tangerang.
“Order sepi karena pasar di Eropa lesu”, jelas Kepala Disnaker Kabupaten Tangerang kepada Tempo pada Senin 5 Juli 2023.
Toko Buku Gunung Agung juga turut melakukan PHK terhadap karyawan. Direksi Toko Buku Gunung Agung menyebut bahwa penonaktifan karyawan merupakan upaya efisiensi sejak pandemi Covid-19. Efisiensi ini dipilih sebagai langkah untuk tetap bertahan menjaga kelangsungan usaha sekaligus mengatasi kerugian.
“Namun penutupan toko tidak hanya dilakukan akibat dampak pandemi Covid-19 pada 2020, tetapi kami telah melakukan efisiensi dan efektivitas usaha dari 2013”, bunyi keterangan tertulis yang ditandatangani oleh Direksi Toko Buku Gunung Agung pada Minggu (21/05/2023).
3. Adidas
Produsen sepatu Adidas juga melakukan PHK massal sejak 2020 hingga sekarang. Direktur PT Panarub Industry, Budiarto Tjandra, mengatakan bahwa keputusan pemecatan diambil karena terjadi penurunan pesanan akibat krisis ekonomi global. Selain itu, perusahaan juga memotong upah pekerja mulai dari Rp 800 ribu hingga Rp 1,3 juta per orang.
“Pemotongan sudah sesuai dengan mekanisme yang tertera di Surat Edaran (SE) Menteri Ketenagakerjaan (Menaker). Kami juga tidak ingin melakukan PHK, tetapi perusahaan harus menyesuaikan bilamana order berkurang supaya bisa bertahan”, kata Budiarto ketika dihubungi Tempo pada Rabu, 10 Mei 2023.