TEMPO.CO, Sukoharjo - Bank Indonesia (BI) Solo bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo dalam pemanfaatan teknologi digital pertanian. Selain menggunakan peralatan pertanian modern, teknologi itu menerapkan alat sensor tanah yang mampu membaca kadar PH, Nitrogen, Fosfor, dan Kalium (NPK), disertai aplikasi yang dapat memberikan rekomendasi jadwal, jumlah, dan jenis pupuk yang dibutuhkan tanah.
Kepala Kantor Perwakilan BI Solo, Nugroho Joko Prastowo mengemukakan pemanfaatan teknologi digital itu merupakan salah satu upaya mengoptimalkan langkah-langkah pengendalian inflasi untuk mendukung ketahanan pangan secara integratif, masif, dan berdampak nasional di tengah tingginya risiko kenaikan inflasi.
Penguatan sinergi pengendalian inflasi terutama yang bersumber dari sisi suplai diwujudkan dalam Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) bersinergi dengan Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP/TPID).
Rangkaian kegiatan GNPIP merupakan wujud nyata sinergi antara otoritas baik di tingkat pusat dan daerah, pelaku industri, serta masyarakat untuk mengelola tekanan inflasi dari sisi suplai dan mendorong produksi dalam rangka mendukung ketahanan pangan.
"Salah satu upaya yang dilakukan dalam menjaga stabilitas harga dari sisi suplai, adalah dengan mendorong pemanfaatan teknologi digital di sisi hulu maupun hilir," ujar Joko di sela-sela panen padi di lahan Klaster Padi Modern Farming di Desa Majasto, Kabupaten Sukoharjo, Rabu, 7 Juni 2023.
Di sisi hulu, Joko menyebut pemanfaatan teknologi digital pertanian dilaksanakan di Klaster Padi Modern Farming yang merupakan klaster binaan sinergi BI dengan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo. Klaster itu meliputi 6 desa yaitu Desa Kateguhan, Desa Pojok, Desa Dalangan, Desa Majasto, Desa
Tangkisan, dan Desa Ponowaren.
"Teknologi ini membantu petani melaksanakan budidaya secara lebih mudah, presisi, dan efisien sehingga tidak lagi menggunakan ‘ilmu kira-kira’ dalam budidaya pertanian," katanya.
Menurut Joko, teknologi itu tidak mahal dan mudah dalam pengoperasian serta berbentuk portable sehingga dapat dipakai oleh hampir seluruh petani baik milenial maupun bukan. Penggunaan teknologi itu dikombinasikan dengan inovasi sistem pertanian Jaga Bumi, yaitu sistem pertanian ramah lingkungan dan mandiri pupuk, serta memakai pestisida nabati.