TEMPO.CO, Jakarta - Low Tuck Kwong digadang-gadang menjadi orang terkaya di Indonesia versi Forbes 2022 mengalahkan Hartono bersaudara. Pria yang dikenal dengan julukan raja batu bara tersebut memiliki kekayaan menyentuh angka US$ 21,6 miliar atau setara Rp 320,37 triliun (kurs Rp 14.832). Di tingkat global, ia menduduki peringkat ke-74 sebagai orang paling kaya di dunia.
Sumber Kekayaan Low Tuck Kwong
Pria yang lahir pada 17 April 1948 itu mengawali kariernya dengan bekerja di perusahaan konstruksi milik ayahnya di Singapura, David Low Yi Ngo. Sejak muda, sekitar 20 tahunan, Low Tuck sudah mewarisi darah bisnis dari sang ayah yang menjalankan usaha di asal negaranya itu.
Lantaran ingin mencoba peruntungan, ia memutuskan untuk pindah ke Indonesia pada 1972. Kemudian, ia mulai mendirikan berbagai gurita bisnis yang menyebabkannya masuk dalam deretan orang terkaya di Indonesia.
1. Batu Bara
Pada 1973, Low Tuck Kwong mendirikan PT Jaya Sumpiles Indonesia (JSI) yang bergerak di bidang pekerjaan tanah, sipil, serta struktur kelautan. Lalu, PT JSI membeli tambang dari PT Gunungbayan Pratamacoal yang sekarang berganti nama menjadi PT Bayan Resources. Perusahaan tersebut diklaim sebagai inovator dalam industri pertambangan batu bara di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Selain fokus pada pengerukan, Low Tuck juga membangun Samindo Resources. Perusahaan yang dulunya bernama PT Myoh Technology tersebut bertugas mengelola batu bara. Batuan sebagai sumber energi fosil yang dikelola berasal dari PT Kideco Jaya Agung. Jumlah kepemilikan sahamnya 14,18 persen atau 312 juta lembar saham.
2. Konstruksi
Selama 1980-an sampai 1990-an, PT JSI secara singkat menjadi pioner dalam proyek pengadaan pondasi tiang pancang dan kontraktor di Indonesia. Karena melihat peluang begitu besar dan kesuksesan ada di depan mata, Low Tuck Kwong memutuskan untuk berpindah kewarganegaraan menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).
3. Energi Terbarukan
Sumber kekayaan Low Tuck Kwong juga diperoleh dari sektor energi baru dan terbarukan (EBT). Ia mengendalikan perusahaan Metis Energy yang bermarkas di Singapura. Pabrik tersebut mengusung visi dan misi untuk mengurangi emisi karbon. Meski dianggap bertentangan dengan batu bara, perusahaan itu berkembang di kawasan Asia Pasifik.
4. Telekomunikasi
Low Tuck turut mendorong konektivitas sistem kabel internet bawah laut di Indonesia, Malaysia, dan Singapura melalui SEAX Global. Ia juga melebarkan sayap bisnis dengan membeli saham PT Voksel Electric yang fokus pada produksi kabel dan kawat listrik. Tercatat, sang taipan mempunyai 329 juta lembar saham atau sebesar 7,93 persen.
5. Hospitality
The Farrer Park Company adalah perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan dan perawatan kesehatan. Industri tersebut diklaim sebagai integrasi layanan medis dan perhotelan pertama di Singapura. Diketahui, anak sang miliarder, Elaine Low masuk dalam jajaran dewan direksi The Farrer Park Company.
6. Kebun Binatang
Tercatat, sumber kekayaan Low Tuck Kwong lainnya datang dari industri edukasi dan hiburan. Melalui PT Bayan Resources, konglomerat itu menggelontorkan dana lebih dari Rp 10 miliar untuk membangun kebun binatang. Kebun Binatang Gunung Bayan atau disebut dengan nama Tabang Zoo mengoleksi satwa eksotis yang habitatnya tergusur aktivitas pertambangan batu bara.
Tabang Zoo dibuka untuk umum pada hari libur dengan kapasitas hingga 6.000 pengunjung per hari. Berdasarkan rilis muri.org, kebun binatang itu merawat hewan albino terbanyak di Indonesia, yaitu 28 spesies.
Selain itu, Low Tuck Kwong memberi program beasiswa kepada berbagai perguruan tinggi di Tanah Air. Ia mendonasikan uang sebesar Rp 50 miliar untuk Biaya Operasional Pendidikan (BOP) di Universitas Indonesia (UI).
Pilihan editor: 9 Sumber Kekayaan Hartono Bersaudara, Tembus Rp 707,48 Triliun
MELYNDA DWI PUSPITA