TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) tengah memfinalkan negosiasi terkait proyek pengeboran Blok Masela. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan projek Blok Masela akan menjadi kejutan dan tidak boleh dibocorkan.
Nicke, sapaan dia, mengatakan motor terbesar bisnis Pertamina adalah di hulu, sehingga spending investasi terbesar di PHE (PT Pertamina Hulu Energi). Dia menuturkan, ada juga beberapa akuisisi yang harus dilakukan. "Salah satunya kalau di dalam negeri yang sedang kita finalkan adalah Blok Masela," ujar Nicke dalam konferensi pers di Grha Pertamina pada Selasa, 6 Juni 2023.
Dia pun mengakui, masyarakat sangat berharap giant blok gas tersebut bisa segera dikembangkan. Dengan masuknya Pertamina, kata dia, pihaknya berkomitmen sesegera mungkin mengembangkan Blok Masela.
"Agar gas yang ada dalam perut bumi Masela ini kemudian bisa dimonetisasi," papar Nicke.
Dengan begitu, bisa menghasilkan bagi Pertamina dan pendapatan negara. Sekaligus, ujar dia, menciptakan nilai ekonomi di daerah maupun nasional.
"Masela, kami kan menandatangani NDA (perjanjian larangan pengungkapan informasi rahasia), nggak boleh. Kejutan itu nggak boleh dibocorin," tutur dia.
Selain itu, Nicke menyampaikan penawaran umum perdana atau IPO PHE juga bagian dari kejutan. "Jadi, tunggu tanggal mainnya ya. Nanti ngak kejutan lagi kalau dibocorin," beber Nicke.
Hal serupa diungkapkan VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso. "Kalau dari segi etika bisnis, kami masih belum bisa menyampaikan apa-apa karena belum confirm semuanya," kata Fadjar usai konferensi pers.
Fadjar melanjutkan, Pertamina bukan menyembunyikan informasi perkembangan proyek Blok Masela. Tapi, lanjut dia, pihaknya lebih menjaga etika bisnis.
"Jadi ibaratnya kalau dealing dengan siapa, kalau belum deal, kami tidak boleh menyebutkan. Jadi ditunggu aja," ungkap Fadjar.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM Arifin Tasrif ikut buka suara perihal Blok Masela dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR RI kemarin, Senin, 5 Juni 2023. Dia mengungkapkan bahwa pengembangan lapangan Blok Masela sedang proses penyelesaian perjanjian jual dan alih saham.
"Mengenai Blok Masela, insyaallah akhir bulan Juni akan kita selesaikan perjanjian jual dan alih saham. Sudah ada titik temu, memang konsorsium yang akan take over," ujar Arifin.
Pilihan Editor: Profil PT INKA, Perusahaan BUMN yang Bakal Disuntik PMN Rp 3 Triliun
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini