TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk atau BSI mengalami serangan siber pada awal Mei 2023. Pada Senin, 8 Mei 2023 lalu BSI mengalami gangguan layanan di BSI mobile, ATM, maupun di cabang. Gangguan ini terjadi selama beberapa hari dan mendapatkan banyak protes dari masyarakat.
Data yang bocor adalah data personal computer
Masyarakat yang protes menanyakan keamanan data mereka. Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau Wamen BUMN II Kartika Wiriatmodjo mengungkapkan jenis data yang bocor.
"Jadi, BSI ini memang ada serangan ransomware," ujar Tiko, sapaan dia, pada awak media di Gedung DPR/MPR/DPD RI, Senayan, Jakarta pada Senin, 5 Juni 2023.
Sejauh ini, yang diketahui pihaknya data yang diretas itu merupakan data di level PC (personal computer) pekerja. Tiko menuturkan, pihaknya belum melihat kebocoran data penting perbankan.
Ditanya soal jenis data yang diretas, Tiko menjawab, "Misalnya data mengenai aplikasi kredit, data marketing. Jadi itu data-data dari personal computernya pegawai cabang."
Dia mengatakan, data-data yang bocor adalah data operasional dan bukan data rahasia nasabah, seperti tabungan data nasabah. Namun, dia masih menunggu perkembangan lebih lanjut.
Lebih jauh, Tiko mencontohkan jenis data yang bocor seperti data operasi kredit maupun siapa saja yang mengajukan KPR (kredit pemilikan rumah). Ditanya lebih dalam soal data nasabah, dia menjawab
"Ada, tapi bukan data liabilities, kan yang rahasia itu core banking, data mutasi liabilities, misalnya data mutasi tabungan. Nah, so far itu belum kita lihat."