TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir membahas mengenai impor KRL bekas di depan Komisi XI DPR RI. Menurut Erick, peningkatan penumpang kereta listrik jauh di atas prediksi.
"Ini mungkin kurang lebih yang saya sudah sampaikan di beberapa rapat, mengenai hiruk pikuk waktu itu, mengenai impor kereta bekas dan kondisi kereta api," kata Erick Thohir pada rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI di Senayan, Jakarta, Senin, 5 Juni 2023.
Erick Thohir menjelaskan, pihaknya telah melakukan rapat bersama PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI dan PT Industri Kereta Api atau INKA. Memang, kata dia, ada koreksi dari KAI. "Pertumbuhan penumpang pasca-Covid itu KAI cukup konservatif. Tapi ternyata hari ini, peningkatan penumpang kereta jauh di atas prediksi yang ada di kereta api (KAI)," tutur Erick.
Erick Thohir menyamakannya dengan Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta alias Bandara Soekarno-Hatta. Menurut Erick, penumpang pesawat di Bandara tersebut sudah tinggi dibandingkan sebelum Covid-19.
"Dan Bali pun akan menjadi catatan karena pasti Bali 4 bulan lagi akan ada announcement yang sama, jumlah penumpang akan melebihi yang sudah ditargetkan. Jadi pembangunan infrastruktur ini akan tetap menjadi catatan dan permasalahan baru ketika kembalinya ekonomi dunia, walaupun masih ada geopolitik dan problem supply chain," papar Erick.
Oleh sebab itu, dirinya telah memeriksa INKA. Memang untuk mengikuti supply daripada kebutuhan kereta api, kata dia, salah satunya dengan impor tetapi harus diiringi produksi. Hal itulah yang menjadi alasan mengapa Ebitda (Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) dari INKA masih negatif.
Erick menceritakan, dia sempat melakukan rapat dengan INKA dan KAI. Menurut Erick, data keduanya harus selaras agar tidak menjadi polemik atau hiruk pikuk yang tidak ada penyelesaian.
"Karena itu ketika kami rapat dengan Menteri Perhubungan, Menko Marinves, Menteri Perindustrian, setelah kita memetakan memang harus ada penambahan modal dari INKA untuk mengantisipasi pertumbuhan kereta api untuk penambahan gerbong-gerbong barunya," jelas Erick
Lebih jauh, Erick menjelaskan INKA sudah memiliki pabrik berkualitas. Salah satunya di Banyuwangi yang bekerja sama dengan perusahaan Swiss Steadler untuk menyuplai kebutuhan gerbong kereta api di Asia Tenggara.
"Ini yang tentu harus kita dorong sehingga penyehatan dari INKA ini membutuhkan penambahan Rp 3 triliun, sehingga terjadi ekuilibrium antara produksi gerbong dan juga peningkatan-peningkatan jumlah kereta api. Kalaupun ada impor, seminimal mungkin yang kita minta karena itu hanya menutupi gap kebutuhan 6 hingga 7 bulan ke depan," tuturnya,
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengaku masih menunggu dua data final dari INKA dan KCI. "Dari INKA, (data) soal berapa besar kemampuan memproduksi gerbong," kata Erick Thohir ketika ditemui di kantornya, Kamis, 25 Mei 2023.
Data lainnya adalah mengenai kenaikan jumlah penumpang. Sehingga jika kedua data tersebut sudah keluar, kata dia, Kementerian BUMN bisa melakukan sinkronisasi dan memutuskan berapa gerbong yang bisa dibuat di dalam negeri dan berapa yang diimpor.
AMELIA RAHIMA SARI | RIRI RAHAYU
Pilihan Editor: Investigasi Global ERC: Pengerukan dan Ekspor Pasir Laut Terbukti Merusak Lingkungan dan Melanggar HAM
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini