TEMPO.CO, New York - Dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat atau Kamis pagi, 1 Juni 2023, karena data lowongan kerja AS memberikan optimisme baru. Namun kenaikannya dibatasi setelah pejabat Fed menyarankan melewatkan kenaikan suku bunga Juni.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,16 persen menjadi 104,3344 pada akhir perdagangan.
Data yang dirilis oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) pada Rabu, 31 Mei 2023 menunjukkan bahwa lowongan pekerjaan di Amerika Serikat mencapai 10,1 juta pada April, melampaui ekspektasi pasar sebesar 9,375 juta dan juga lebih tinggi dari angka revisi dari periode sebelumnya sebesar 9,745 juta.
Laporan BLS mengungkapkan penurunan jumlah orang yang berhenti dari pekerjaan mereka sebesar 286.000 menjadi 5,7 juta pada April, sementara jumlah karyawan tetap relatif tidak berubah di 6,1 juta.
Karena ketatnya pasar tenaga kerja telah menjadi salah satu alasan yang dikutip oleh beberapa pejabat Federal Reserve untuk mengadvokasi kenaikan suku bunga lebih lanjut, data lowongan pekerjaan memberikan optimisme baru untuk indeks dolar AS.
Dalam sebuah wawancara dengan Financial Times, Presiden Federal Reserve Cleveland, Loretta Mester mengatakan bahwa dia tidak melihat alasan yang kuat untuk menghentikan kenaikan suku bunga di tengah "tekanan inflasi yang keras kepala."
Namun, dolar AS mempersempit kenaikannya setelah komentar dovish dari Gubernur Federal Reserve Philip Jefferson dan Presiden Federal Reserve Philadelphia, Patrick Harker pada Rabu sore.