TEMPO.CO, Chicago - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat atau Rabu pagi, 31 Mei 2023. Kondisi ini memperpanjang keuntungan untuk sesi kedua berturut-turut karena imbal hasil obligasi pemerintah AS turun di tengah ketegangan baru mengenai apakah kesepakatan plafon utang AS antara Gedung Putih dan Partai Republik akan melewati Kongres.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, terangkat 14,00 dolar AS atau 0,71 persen menjadi ditutup pada 1.977,10 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di 1.981,90 dolar AS dan terendah di 1.949,60 dolar AS.
Emas berjangka terdongkrak 60 sen atau 0,03 persen menjadi 1.944,30 dolar AS pada Jumat, 26 Mei 2023, setelah terpuruk 20,90 dolar AS atau 1,06 persen menjadi 1.943,70 dolar AS pada Kamis, 25 Mei 2023, dan tergelincir 9,90 dolar AS atau 0,50 persen menjadi 1.964,60 dolar AS pada Rabu, 24 Mei 2023.
Bursa Comex ditutup pada Senin, 29 Mei 2023, untuk libur Memorial Day.
Presiden AS Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy mencapai kesepakatan pada Sabtu malam, 27 Mei 2023, untuk menaikkan batas utang pemerintah federal AS. Perjanjian tersebut sekarang menunggu untuk disahkan oleh Kongres.
“Tidak perlu banyak untuk mengganggu kesepakatan utang ini karena optimisme tetap ada bahwa Kongres tidak akan main-main dengan menempatkan ekonomi pada risiko bencana yang tidak perlu,” kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA.
Tetapi dia mengakui berita utama media yang mengutip beberapa Republikan di Dewan Perwakilan Rakyat sebagai menentang pemotongan kesepakatan oleh Ketua Kevin McCarthy dengan Presiden Joe Biden, bahkan ketika kepemimpinan partai tersebut tampaknya bertekad untuk mencegah gagal bayar utang AS.
“Kehancuran total dalam kepercayaan yang datang dengan gagal bayar AS akan memicu momen de-risking yang akan menurunkan semuanya termasuk emas,” tambah Moya.