TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi atau Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan pemerintah RI akan menyetop ekspor LNG atau liquefied natural gas).
"Bertahun-tahun kita ekspor LNG, padahal ternyata sekarang kita butuh," ujar Luhut saat ditemui awak media di Hotel Mulia, Jakarta pada Selasa, 30 Mei 2023.
Akhirnya, kata dia, dilakukanlah studi oleh pemerintah. Setelah hasil studi keluar, Luhut mengatakan pihaknya sudah tidak mau ekspor LNG.
"Kita ndak mau lagi, sudah kita siapkan laporan ke Presiden," ungkap Luhut.
Dia menjelaskan, kontrak ekspor LNG yang sedang berjalan akan tetap dilakukan. Namun, dia menegaskan ekspor LNG harus disetop.
"Kita mau gunakan (untuk) domastik supaya harga gas itu bisa USD 6 per mmbtu, atau mungkin kalau bisa kita tekan lagi cost di well-nya," papar Luhut.
Menurut dia, hal tersebut harus dilihat berapa biayanya untuk cost effectiveness. "Dan itu harus kita bangun di negeri ini. Cukuplah masak maling terus? Sampai kapan mesti maling. Saya titip betul sama Anda yang lebih muda, gunakan nuranimu untuk bekerja," tutur Luhut.
Sebagai informasi, Indonesia menjadi salah satu negara eksportir LNG terbesar. Pada 2021, Indonesia menempati urutan ke delapan dengan volume ekspor LNG sebesar 14,6 miliar meter kubik.
Adapun negara tujuan ekspor LNG dari Indonesia adalah Cina, Korea Selatan, Jepang, Taiwan, Singapura hingga Meksiko.
AMELIA RAHIMA SARI | ANTARA
Pilihan Editor: Sebut Ekspor Pasir Laut Tak Merusak Lingkungan, Luhut: Untuk Kesehatan Laut Juga
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini