TEMPO.CO, Jakarta - Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang konstruksi atau dikenal BUMN Karya disebut banyak terjerat utang. Sejumlah pengamat buka suara atas hal ini.
Pengamat BUMN Toto Pranoto mengatakan BUMN Karya menjalankan bisnis komersial sekaligus melakukan pekerjaan penugasan pemerintah atau PSO.
"Karena struktur modal (equity) tidak terlalu kuat, maka sebagian investasi capex (capital expenditure) dibiayai dengan utang," kata Toto pada Tempo lewat keterangan tertulis pada Minggu, 28 Mei 2023.
Hal tersebut, menurut dia, membuat struktur utang menumpuk sementara divestasi proyek yang sudah selesai juga sebagian terhambat.
"Akibatnya, saat ini sebagian besar BUMN Karya sedang menghadapi situasi debt ratio yang buruk, maka langkah pertama adalah perbaikan struktur utang perusahaan," beber akademisi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia atau FEB UI itu.
Menurut Toto, langkah yang bisa ditempuh adalah menjual aset yang sudah bisa diselesaikan. Selain itu, dia menilai bisa juga duduk bersama kreditur untuk meminta langkah restrukturisasi utang yang bersifat win win bagi kedua belah pihak.
"Atau membawa lembaga investasi seperti PT LPI atau INA masuk untuk membeli beberapa investasi yang sudah diselesaikan BUMN Karya," beber Toto.
Selanjutnya: Langkah ideal adalah, kata Toto, bila penugasan....