TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Penjualan dan Distribusi PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk atau BSI Anton Sukarna mengatakan dampak dari gangguan sistem IT bank yang terjadi selama beberapa hari yang dimulai pada 8 Mei 2023. Gangguan tersebut sempat menyebabkan
“Kalau saya orang bisnis, jadi kalau saya sih terus terang saya melihatnya dari sisi opportunity (peluang) bisnis yang hilang. Kalau kalau kerugian kita harus dihitung dulu. Betul tidak ada kerugian, harus clear,” ujar dia di Kantor Tempo, pada Kamis, 25 Mei 2023.
Kerugian dari sisi peluang bisnis itu, menurut Anton, terjadi karena tidak beroperasinya bank karena sistem yang bermasalah. “Bayangkan kalau sehari saja kita tidak beroperasi itu kan ada berapa ratus miliar pembiayaan yang tidak bisa kita rilis, buat saya itu yang lebih saya pikirkan,” ucap dia.
Soal kerugian material, dia menjelaskan, biar bagian audit yang memeriksanya. Anton mengaku lebih fokus kepada mengembalikan ritme bisnis ke level normal. “Karena kami punya komitmen ke pemegang saham, ke market, terkait kinerja yang harus kita kejar,” tutur Anton.
Praktisi perbankan badan usaha milik negara (BUMN) dan Peneliti Lembaga Ekonomi, Sosial, dan Ekosistem Digital (ESED) Chandra Bagus Sulistyo mengatakan ada potensi kerugian BSI akibat gangguan sistem. “Tentu saja muncul potensi kerugian yang mungkin sudah dicadangkan oleh teman-teman di BSI karena waktunya terjadi gangguan layanan dari BSI itu lama ,” ujar dia.
Menurut Chandra, untuk menanggung kerugian itu seharusnya BSI sudah menganggarkannya. Chandra mencontohkan kerugian yang terjadi bagi BSI, ketika seharusnya pada 10 atau 11 Mei 2023 itu ada salah satu debitur yang waktunya melakukan proses pembayaran pinjaman atau waktunya akumulasi bunga atau jasa bank.
“Tapi karena trouble layanan sehingga terganggu, muncul kerugian. Kerugian itu dianggap dalam perbankan pembebanan risiko operasional bank,” kata dia.
Chandra menambahkan, pembebanan risiko itu seharusnya muncul, karena sifat dan skalanya untuk satu perbankan sehingga seharusnya bisa diantisipasi. “Enggak besar (kerugian), bisa diantisipasi dan mereka sudah melakukan proses pencadangan,” tutur Chandra.
Baca juga: Dugaan Upselling Donat J.Co Menjadi Pembicaraan di Media Sosial
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.