BSI pun menjamin bahwa semua yang dilakukan nasabah tidak akan hilang dari sistem. Karena, menurut Anton, transaksi sudah tercatat semuanya. “Yang mencatat bukan cuma BSI, tapi ada BI juga,” tutur Anton.
Sementara jika uang keluar, dia melanjutkan, juga melalui mekanisme tersendiri. Dia mengatakan BSI akan menjadi bank dengan model yang disebut guest bank atau bank tamu di BI. “Jadi kami posting di BI untuk memastikan uang itu terkirim ke bank dimana tujuan pengiriman dari nasabah itu,” kata dia.
BSI masih belum bisa menjelaskan penyebab terjadinya gangguan itu. Namun, kelompok hacker ransomware LockBit mengaku sebagai penyebab gangguan itu. Bahkan karena tidak memiliki titik temu dalam negosiasi, LockBit membocorkan data berupa 15 juta data nasabah, informasi karyawan, dan sekitar 1,5 terabita data internal milik BSI di dark web.
“Masa negosiasi telah berakhir, dan grup ransomware LockBit akhirnya mempublikasikan semua data yang dicuri dari Bank Syariah Indonesia di dark web,” cuit akun Twitter @darktracer_int dengan unggahan tangkapan layar mengenai data-data BSI dan imbauan LockBit kepada nasabah pagi tadi.
Berbagai macam data terlihat dalam unggahan tersebut, mulai dari data retail banking hingga perpanjangan sewa ATM pelita insani. Semuanya berkas data itu bertanggal 8 Mei 2023 mulai dari pukul 11.25 hingga 12.03. Tanggal tersebut merupakan waktu di mana mulainya sistem BSI terganggu. Namun, ada satu berkas yang memiliki tanggal 15 Mei 2023 pukul 20.50. Artinya kemungkinan data tersebut baru didapatkan LockBit tadi malam. Nama berkasnya Databases.
Pilihan Editor: Begini Langkah BSI saat Sistem IT Bank Terkena Serangan Siber
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini