TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo alias Jokowi menggelar pertemuan dengan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva di Hotel Rihga Royal di sela-sela perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G7 di Hiroshima, Jepang. Dalam pertemuan ini, Kristalina juga menilai bahwa Indonesia memiliki peran penting di tengah situasi dunia yang sedang menghadapi banyak tantangan saat ini.
“Indonesia dapat berbicara dengan semua negara, semua pihak, dan di tengah dunia yang hadapi banyak tantangan seperti saat ini, diperlukan lebih banyak lagi peran seperti yang dimainkan oleh Indonesia,” kata Kristalina, dalam keterangan tertulis Istana, Sabtu, 20 Mei 2023.
Kristalina menilai kondisi ekonomi Indonesia cukup baik dan stabil di tengah situasi perekonomian dunia yang sedang dihadapkan dengan banyak ketidakpastian. "Ekonomi Indonesia cukup baik dan stabil dengan pertumbuhan ekonomi yang jauh di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia,” ucap Kristalina.
Untuk itu, IMF berharap Indonesia dapat ikut serta dalam memberikan bantuan kepada negara berkembang lainnya. “IMF harapkan bantuan Indonesia kepada negara berkembang lain, terutama di bidang pengentasan kemiskinan,” kata Kristalina.
Dalam pertemuan ini, Kristalina juga memberikan apresiasi atas presidensi Indonesia di G20 pada tahun 2022 dan penyelenggaraan KTT ASEAN tahun ini. “Selamat atas keberhasilan Indonesia dalam menjalankan presidensi G20 tahun lalu dan juga atas penyelenggaraan KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo,” ucap Kristalina.
Sementara itu, Jokowi menyampaikan beberapa hal ke Kristalina. Salah satunya, Jokowi menyambut baik peluncuran Agenda Kebijakan Global IMF serta pembentukan early warning system yang dinilai penting.
Jokowi menyampaikan proyeksi soal pertumbuhan ekonomi Indonesia di dua tahun sisa masa jabatannya sebagai presiden. "Ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh 5,1 persen pada tahun 2023, dan 5 persen pada tahun 2024," kata kepala negara.
Pilihan Editor: Airlangga Sebut Perekonomian Indonesia di Kuartal I 2023 Sudah Kalahkan Amerika, Eropa, hingga China
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.