TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis laporan nilai ekspor Indonesia April 2023 yang mencapai US$19,29 miliar atau turun 17,62 persen dibanding ekspor Maret 2023. Jika dibandingkan secara tahunan, nilai ekspor juga turun hingga 29,40 persen.
Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS, Imam Machdi mengatakan nilai ekspor Indonesia yang mengalami penurunan secara bulanan ini didorong oleh pola musiman. "Penurunan ini merupakan pola musiman karena adanya momentum Hari Raya Idul Fitri di April 2023," ujar Imam dalam rilis BPS, Senin 15 Maret 2023.
Selain itu, Imam menjelaskan jika dilihat secara tahunan, ekspor Indonesia terpantau turun 29,40 persen secara tahunan (YoY). Penurunan ekspor tersebut juga didorong oleh penurunan ekspor minyak dan gas (migas) maupun ekspor non migas.
Tercatat pada April 2023, nilai ekspor migas sebesar US$ 1,26 miliar atau turun 5,95 persen Month on Month (MoM), sedangkan nilai ekspor non migas tercatat US$ 18,03 miliar atau turun 18,33 persen MoM.
"Penurunan nilai ekspor migas disebabkan penurunan ekspor minyak mentah sebesar 59,37 persen dan gas yang turun 7,95 persen MoM. Sedangkan, penurunan ekspor non migas karena peran beberapa komoditas seperti ekspor logam mulai dan perhiasan permata yang turun 52,30 persen MoM," jelas Imam.
Kemudian, Imam menyebutkan penurunan ini disusul penurunan ekspor bahan bakar mineral (HS 27) sebesar 12,04 persen MoM dan penurunan ekspor lemak dan minyak hewan nabati (HS 15) sebesar 20,45 persen MoM.
Secara bulanan, BPS mencatat seluruh sektor barang ekspor mengalami penurunan, yang tertinggi adalah sektor pertanian dan kehutanan dan perikanan sebesar 22,56 persen. Kemudian, sektor industri pengolahan yang turun 21,50 persen dan secara tahunan masuk ke dalam penurunan terbesar hingga 31,95 persen.
"Ekspor Indonesia secara kumulatif mencapai US$ 86,35 miliar, turun 7,61 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya. Adapun berdasarkan negara tujuan, tujuan ekspor pada April 2023 yang tertinggi adalah China sebesar US$ 4,62 miliar, Amerika Serikat sebesar US$ 1,57 miliar, dan India sebesar US$ 1,54 miliar," kata Imam.
Pilihan Editor: Produsen Adidas PHK Sepihak Ribuan Buruh, Menaker: Kami Akan Panggil, Jangan Sampai Hak-hak Tak Dipenuhi
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.