TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, mengatakan pertumbuhan jumlah orang kaya pemilik tabungan di atas Rp 5 miliar tidak seiring dengan peningkatan kesejahteraan kelas menengah ke bawah. Menurut Bhima, kondisi itu menandakan semakin melebarnya ketimpangan ketimpangan ekonomi di negeri ini.
“Itu membuat ketimpangan pasca pandemi semakin lebar,” ujar dia saat dihubungi pada Selasa, 9 Mei 2023.
Ditambah lagi, Bhima melanjutkan, menurut data Februari 2023 masih ada 8 juta orang yang menganggur. Hal ini menjadi tantangan pemerintah.
Bhima melihat, orang kaya bahkan bisa mendapatkan uang tanpa kerja keras karena uang yang bekerja. Sementara orang miskin harus berjuang dan bersaing dengan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.
Kalaupun mendapatkan pekerjaan, dia berujar, sebagian besar sekarang masuk ke sektor informal dengan jaring pengaman atau kualitas pekerjaan yang lebih rendah. Salah satu contohnya, tidak ada uang pensiun.
“Itu yang mengakibatkan ketimpangan makin lebar sebenarnya,” ucap Bhima.
Data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menunjukkan tingginya pertumbuhan pemilik tabungan di atas Rp 5 miliar. Sementara itu, pertumbuhan pemilik tabungan di bawah Rp 100 juta tidak signifikan.
“Ini bukti pemulihan ekonomi tidak merata. Pemulihan ekonomi lebih berpihak kepada mereka yang memiliki akses terhadap kekuasaan dan memiliki akses terhadap sumber daya alam,” tutur Bhima.
Data soal peningkatan tabungan orang kaya dengan nilai di atas Rp 5 miliar sebelumnya diungkap oleh Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa. Menurut dia, golongan itu tumbuh paling cepat dibandingkan nilai tabungan lainnya.
“Kalau kita lihat dari Rp 100 juta sampai di atas Rp 5 miliar, yang tumbuh paling cepat adalah yang di atas Rp 5 miliar,” ujar dia.
Secara Year on Year (YoY) orang kaya dengan tabungan di atas Rp 5 miliar itu tumbuh 9,63 persen dengan total nilai mencapai Rp 4.380 triliun hingga Maret 2023—data Maret tahun lalu angkanya Rp 3.904 triliun. Sementara tabungan di bawah Rp 100 juta hanya tumbuh 3,6 persen.
“Jadi jumlah di atas Rp 5 miliar memang lebih cepat dan jauh di atas rata-rata dengan yang lain,” katanya.
Sedangkan simpanan dengan nilai Rp 200 juta sampai Rp 500 juta totalnya Rp 668 triliun, tumbuh 5,7 persen secara YoY. Kemudian simpanan Rp 500 juta sampai Rp 1 miliar totalnya Rp 558 triliun, tumbuh 1,7 persen YoY. Serta simpanan dengan saldo Rp 1 miliar sampai Rp 2 miliar totalnya Rp 490 triliun, tumbuh 2,1 persen YoY.
Kemudian simpanan dengan saldo Rp 2 miliar sampai Rp 5 miliar totalnya Rp 646 triliun, tumbuh 3,6 persen YoY. “Secara keseluruhan total simpanan tumbuhnya mencapai 6,64 persen,” tutur Purbaya.
Baca juga: Jokowi Dikritik, Anggota DPR: Tidak Perlu Berteater di Penanganan Jalan Rusak
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.