TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan ekonomi dan keuangan digital Indonesia bisa dioptimalkan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru. Pasalnya, Indonesia memiliki pangsa pasar yang sangat besar, yakni sekitar 40 persen dari total transaksi ekonomi digital ASEAN.
"Potensi untuk tumbuh semakin maju juga sangat besar. Indonesia bisa terus berperan sebagai pemain utama di ASEAN," kata Jokowi secara virtual dalam pembukaan Festival Keuangan Digital Indonesia 2023 di Jakarta pada Senin, 8 Mei 2023.
Jokowi menjelaskan potensi pertumbuhan keuangan digital ini sangat besar, karena Indonesia sendiri berada pada peringkat keenam dengan jumlah startup terbesar di dunia. Jokowi mencatat Indonesia memiliki lebih dari 2.400 startup dan penetrasi Internet mencapai 76,8 persen.
Nilai ekonomi digital Indonesia juga diproyeksikan mencapai US$ 130 miliar pada 2025 dan akan terus tumbuh mencapai US$ 315 miliar pada 2030. Menurut Jokowi, kunci agar keuangan digital Indonesia terus tumbuh pengembangan sistem pembayaran berbasis digital.
Namun, Jokowi menggarisbawahi inovasi dalam sistem keuangan digital harus mendapatkan kepercayaan masyarakat. Caranya, dengan mengutamakan keamanan dan perlindungan masyarakat.
Adapun pemerintah melalui Bank Indonesia atau BI kini tengah mendorong perluasan sistem pembayaran digital Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS di seluruh kawasan ASEAN. Jokowi berharap QRIS antar negara dapat mendorong pelaku UMKM untuk memperluas akses ke pasar internasional.
Karena itu, Jokowi meminta BI menggarap perluasan penggunaan QRIS ini secara hati-hati. Ia memperingatkan BI untuk memperhatikan dan mengantisipasi risiko sistem keamanan yang handal. Terutama soal regulasi, pengawasan, pemantauan, dan implikasi terhadap nilai tukar. Ditambah mitigasi risiko soal keberlanjutan adopsi standar internasional.
Pilihan Editor: Jadi Ketua ASEAN Economic Community Council, Menko Airlangga Hartarto Sampaikan Tiga Hal Ini
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini