TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik atau BPS mengumumkan inflasi pada April 2023 lebih tinggi dibandingkan pada Maret 2023. Hal tersebut disebabkan oleh musim Ramadan dan Lebaran yang terjadi pada April 2023. Namun, Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan kenaikannya lebih rendah dibandingkan pada Lebaran 2022.
"Lebaran memang berpengaruh terhadap peningkatan permintaan barang dan jasa dan perubahan harga di konsumen. Tetapi kali ini lebih rendah dibandingkan Lebaran 2023," tutur Margo dalam konferensi pers virtual pada Selasa, 2 Mei 2023.
Adapun inflasi pada Maret 2023 sebesar 0,18 persen naik menjadi 0,33 persen pada April 2023. Ini lebih rendah bila dibandingkan dengan Ramadan dan Lebaran 2022 sebesar 0,40 persen.
Hal itu disebabkan oleh dua faktor. Pertama karena pasokan komoditas hortikultura yang relatif terjaga. Margo mengatakan kondisi tersebut ditopang oleh aktifitas panen sepanjang Maret sampai April 2023. Hal ini tercermin dari deflasi cabai merah dan cabai rawit yang meredam tingkat inflasi umum.
Kedua, inflasi turun dibandingkan pada Lebaran 2022 lantaran harga komoditas pangan. Ia berujar kenaikan beberapa komoditas pangan pada April 2023 relatif lebih rendah dibandingkan momen Lebaran pada tahun-tahun sebelumnya.
Selanjutnya: penyebab terbesar inflasi adalah angkutan udara