"Tujuannya, agar KCJB dapat segera dioperasikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan," kata Rahadian.
Lebih lanjut, ia mengatakan penggunaan energi listrik pada layanan KCJB diharapkan mampu mengurangi emisi karbon di wilayah yang dilalui dari Jakarta hingga Bandung.
"KCJB turut serta dalam kelestarian lingkungan melalui penggunaan energi listrik dalam operasionalnya. Pasalnya, polusi yang dihasilkan dari kereta api dengan bahan bakar listrik adalah nol atau tidak ada sama sekali jika dibandingkan dengan kereta api bertenaga diesel," ujarnya.
KCIC menyatakan berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Department for Transport (DfT) Britania Raya, karbon per mil penumpang dari kereta listrik lebih rendah hingga 35 persen dibandingkan kereta diesel.
"Ini merupakan bukti salah satu sumbangsih dan manfaat kehadiran KCJB di Indonesia. Hal tersebut juga sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo pada konferensi G20, di mana Indonesia turut berkontribusi dalam menangani perubahan iklim dan mengelola lingkungan secara berkelanjutan," kata Rahadian.
Pilihan Editor: Rel Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dilakukan Fine Adjustment, KCIC: Sudah 69,5 Persen
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini