TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas menceritakan pengalaman arus balik menggunakan bus meskipun berharap mendapatkan tiket kereta api terusan. Dia ingin kembali dari Yogyakarta ke Jakarta, namun naik kereta hanya sampai Stasium Jatibarang, Indramayu, dan melanjutkan perjalanan menuju Jakarta menggunakan bus.
"Pukul 04.30 (Rabu, 26 April 2023) saya jalan kaki menuju ke Jalan Pantura untuk mencari bus ke arah Jakarta. Pukul 05.10 saya naik Bus Asli Prima rute Cirebon - Merak turun di Slipi Jaya dengan tarif Rp 200 ribu," ujar dia melalui keterangan tertulis, Rabu.
Darmaningtyas menaiki bus kelas ekonomi sehingga kerap berhenti 'ngetem' maupun menaikkan penumpang. Bus tersebut melewati jalur pantura, baru masuk tol dari Gerbang Tol Kahuripan 2. Sepanjang Jalan Pantura arah Jakarta cukup lancar. Didominasi pemudik sepeda motor yang akan balik ke Jabodetabek, tapi jumlahnya juga tidak lebih banyak dari tahun 2019 lalu. "Jarang ada iring-iringan sepeda motor," kata dia.
Kendaraan yang ramai, Darmaningtyas berujar, justru dari arah timur (meninggalkan Jabodetabek). Dari KM 23 terhitung dari Cikampek, sampai perbatasan Subang - Indramayu, kendaraan yang ke arah timur cenderung padat merayap, didominasi oleh mobil pribadi, bus, dan truk. "Itu tampaknya sebagai pengalihan arus lalu lintas akibat penerapan one way di jalan tol dari Kalikangkung menuju Cikampek," ujar dua.
Ketika masuk Tol Cikampek - Jakarta kondisinya lancar. Bus yang dinaikinya berjalan antara 72-83 kilometer per jam. Di dalam bus juga sepi penumpang. "Sampai dengan Subang hanya membawa 13 orang dari 50 kapasitas tempat duduk yang ada. Jadi sepi penumpang. Penumpang baru mulai ramai selepas Subang. Namun, sampai saya turun di Slipi Jaya, tidak sampai separo dari kapasitas yang tersedia," ucap Darmaningtyas.
Selanjutnya: Menurut Darmaningtyas, kelancaran lalu lintas itu sangat mungkin terjadi....