Namun, Olga Svistunova berujar, terlepas dari beberapa masalah yang terjadi di pasar aset kripto selama enam bulan terakhir, di benak banyak orang, kripto masih tetap menjadi simbol untuk memperoleh kekayaan secara cepat dengan usaha minimal. Oleh karena itu, aliran scammers yang memanfaatkan topik ini tidak akan pernah berhenti.
“Untuk memikat korban ke dalam jaringan mereka, penipu terus membuat skenario baru dan lebih menarik," kata Olga Svistunova.
Di Asia Tenggara (SEA), Kaspersky telah memantau sedikit penurunan pada 2022 secara keseluruhan terkait serangan tersebut. Perusahaan keamanan siber global mengamati 64.080 phishing kripto di wilayah tersebut tahun lalu, 15 persen lebih rendah dari angka 2021.
Penurunan phishing kripto terutama terdeteksi di Singapura (turun 74 persen), Thailand (turun 51 persen), dan Vietnam (turun 15 persen). Namun jenis ancaman ini terus meningkat di Filipina (naik 170 persen), Indonesia (naik 26 persen), dan Malaysia (naik 4 persen).
Pilihan Editor: Menhub Budi Karya Buka Posko Angkutan Lebaran 2023 untuk Koordinasi Pelaksanaan Mudik
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini