Kabar Tupperware terancam bangkrut mencuat beberapa hari yang lalu. Perusahaan disebut mengalami masalah keuangan hingga harga sahamnya merosot.
Dalam pernyataannya pada Jumat lalu, 7 April 2023, Tupperware menjelaskan perusahaan tersebut telah terlibat dengan penasihat keuangan untuk membantu memperbaiki struktur modal dan likuiditas jangka pendek.
Selain itu, Tupperware juga tengah meninjau portofolio tenaga kerja dan real estate sebagai opsi pemotongan biaya untuk mempertahankan likuiditasnya.
Lebih lanjut, Tupperware menyatakan tengah mencari pembiayaan untuk bertahan dalam bisnisnya. Tapi, mereka tidak memiliki cukup uang tunai untuk mendanai operasi jika gagal melakukannya.
Sementara itu, saham Tupperware Brands Corp (TUP.N), sempat anjlok pada Senin, 10 April 2023. Harga sahamnya merosot hingga 50 persen ke level terendah dalam hampir tiga tahun terakhir menjadi US$ 1,21 (sekitar Rp 18.009) pada Senin lalu.
Saham tersebut akhirnya tercatat merosot hingga 48 persen pada sesi akhir perdagangan dengan nilai pasar sekitar US$ 55 juta (sekitar Rp 818,6 miliar)
Sehari kemudian pada Selasa, 11 April 2023 saham Tupperware terpantau naik menjadi US$ 1,32 (sekitar Rp 19.646). Meski demikian, angka tersebut jauh dari level tertinggi yang sempat dicatat pada tahun 2021 lalu di level US$ 38,57 (sekitar Rp 574.075) per saham.
Sebenarnya Tupperware sempat mendapat keuntungan pada 2021 lalu. Ini berkat lonjakan permintaan karena lockdown.
Ketika jumlah kasus Covid-19 melonjak, banyak konsumen beralih menggunakan wadah Tupperware untuk menyimpan sisa makanan mereka.
Namun pada 2022, Tupperware tercatat mengalami penurunan volume penjualan. Pasalnya, konsumen lebih berhati-hati dalam mengalokasikan pengeluaran mereka.
AMELIA RAHIMA SARI | REUTERS
Pilihan Editor: Ramai Kabar Tupperware Terancam Bangkrut, Harga Saham Jeblok hingga Penjualan Merosot
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.