TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Bank Mandiri, Faisal Rachman memperkirakan defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) akan mencapai 1,10 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2023.
“Perkiraan kami bahwa saldo akun berjalan (Current Account/CA) Indonesia tetap dalam kondisi sehat. Kami memperkirakan CA akan beralih ke defisit yang dapat dikelola sekitar 1,10 persen dari PDB pada 2023,” katanya dalam keterangan resmi, Senin 10 April 2023.
Surplus neraca dagang diproyeksi menyusut, tetapi surplus bisa bertahan lebih lama dari perkiraan karena harga komoditas turun secara lebih bertahap. Hal itu diakibatkan oleh pembukaan kembali ekonomi Cina dan kondisi kawasan Euro yang lebih baik dari perkiraan.
“Namun, meningkatnya risiko krisis perbankan saat ini, khususnya di kawasan Amerika Serikat dan Eropa, dapat membebani prospek positif ini,” katanya.
Menurutnya, inflasi Indonesia yang menunjukkan tren menurun dan diperkirakan akan kembali berada pada kisaran target 2- 4 persen pada semester II 2023 menjadi kabar baik.
Penurunan inflasi menjaga spread antara suku bunga acuan dengan inflasi sehingga instrumen keuangan Indonesia relatif lebih menguntungkan.
Selanjutnya: hilirisasi menarik lebih banyak aliran investasi langsung