Perusahaan yang juga menjadi barometer kesehatan sektor keuangan Negeri Abang Sam itu juga mengatakan memerlukan pemangkasan biaya lebih lanjut, melalui pemecatan karyawan, sebesar US$ 5 miliar atau sekitar Rp 53 triliun.
Laba bersih itu bernilai US$ 26 sen per lembar saham, lebih tinggi dari ekpektasi para analis, yaitu di kisaran US$ 21 sen per lembar. Pendapatan perusahaan pada kuartal pertama tahun ini turun 9 persen ketimbang periode 2008 menjadi US$ 38,4 miliar atau sekitar Rp 412 triliun.
General Electric merupakan perusahaan yang memiliki lini bisnis di berbagai bidang, antara lain peralatan transportasi dan energi, mengontrol grup media NBC Universal, serta memiliki perusahaan jasa keuangan.
Chief Executive Officer Jeff Immelt mengatakan perusahaan akan memotong biaya sebesar US$ 5 miliar tahun ini dalam rangka merespons kondisi krisis keuangan global. "Kami telah mengurangi jumlah tenaga kerja dan mengoperasikan perusahaan lebih efektif," kata Immelt.
Ia juga mengatakan pencapaian kuartal pertama tahun ini konsisten dengan prediksi perusahaan. "Di tengah pelemahan ekonomi dunia, kami telah memberikan performa yang baik dan permintaan tetap tinggi," ujarnya.
Perusahaan jasa keuangan General Electric membukukan pendapatan US$ 1,1 miliar pada kuartal pertama 2009, meskipun perusahaan pemeringkat Standard & Poor's dan Moody's menurunkan ratingnya menjadi AAA bulan lalu.
Sementara anak usaha General Electric lainya, Capital Finance, mencatat penurunan pendapatan sebesar 58 persen. Immelt menyatakan perusahaan itu akan bisa meraih untung tahun ini setelah perusahaan berupaya menjaga penutunan pendapatan dan laba, termasuk meningkatkan resiko persyaratan.
Pendapatan di sektor infrastruktur naik 2,7 persen menjadi US$ 18,67 miliar, dengan keuntungan 6 persen di infrastruktur teknologi dan 19 persen di infrastruktur energi. Namun, permintaan produk dan jasanya tetap stabil di level US$ 171 miliar, meskipun permintaan di sektor infrastruktur anjlok 10 persen.
Pendapatan NBC Universal merosot 2 persen menjadi US$ 3,5 miliar. Hal tersebut terjadi karena penurunan di pendapatan iklan dan peluncuran produk DVD terbaru. Namun demikian, di sektor televisi kabel atau berlangganan, perusahaan tetap optimistis ada peningkatan dua digit tahun ini.
AFP | SORTA TOBING