TEMPO.CO, Solo - Tak sedikit kalangan yang berharap besar digelarnya Piala Dunia U-20 di Indonesia. Hingar-bingar rencana event besar tersebut yang sampai di Kota Solo direspons dengan banyak persiapan sejak jauh hari, mulai dari industri kecil dan menengah hingga pengelola hotel dan tempat pariwisata hingga pemerintah daerah yang merenovasi stadion.
Hal ini tak lepas dari Kota Solo yang sudah digadang-gadang bakal menjadi salah satu venue pertandingan Piala Dunia U-20, khususnya untuk babak final sekaligus perhelatan upacara penutupannya. Banyak kalangan berharap event ini turut membawa dampak terhadap peningkatan perekonomian masyarakat di Kota Bengawan.
Namun keputusan FIFA yang akhirnya mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 pada Rabu, 29 Maret lalu, telah memupuskan harapan itu. Kekecewaan juga ikut dirasakan para pelaku usaha di Kota Solo, khususnya dari sektor ekonomi kreatif termasuk di dalamnya IKM, perhotelan, hingga pariwisata.
Setidaknya ada 5 IKM di Solo yang telah ditunjuk Pemerintah Kota Solo, melalui Dinas Koperasi, UMKM dan Perindustrian, agar menyiapkan desain suvenir Piala Dunia U-20 untuk diusulkan kepada FIFA dan panitia pusat penyelenggara Piala Dunia U-20 di Indonesia. Salah satunya Margono, perajin wayang kulit yang juga pemilik Sanggar Wayang Gogon di Kentingan, Jebres, Solo.
Persiapan IKM dilakukan sejak Februari lalu
Margono menuturkan koordinasi antara Dinas Koperasi, UKKM, dan Perindustrian dengan para pelaku IKM, termasuk dirinya, tentang persiapan untuk mengajukan usulan desain suvenir Piala Dunia U-20 2023 telah berlangsung sejak Februari lalu.
Ia pun menyiapkan delapan sampel atau contoh produk suvenir Piala Dunia U-20 2023 yang dibuatnya hanya dalam waktu satu minggu. Sampel produk itu kemudian diserahkannya kepada Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindustrian Solo untuk diusulkan. Suvenirnya berbagai macam bentuk, salah satunya hiasan meja berbentuk wayang kulit Bacuya, maskot Piala Dunia U-20 2023.
"Memang baru disuruh membuat desainnya. Tapi kalau saya membuat desain lewat komputer kan nggak bisa. Akhirnya saya membuat sampel atau contoh dalam produk jadi, bentuk produknya langsung, termasuk juga sudah ada logo Pemerintah Kota Solo dan logo Piala Dunia U-20 2023 yang saya cantumkan," tutur Margono saat ditemui Tempo.
Saat mengetahui Piala Dunia U-20 2023 batal digelar di Indonesia, termasuk di Kota Solo, Margono mengaku kecewa. “Yang pasti saya pribadi ya sangat kecewa ya dengan keadaan seperti ini. Seharusnya ini kan bisa menjadi rezeki kita semuanya, dalam arti bukan hanya saya pribadi, tapi juga perajin-perajin saya karena semuanya sudah dipersiapkan," ungkap Margono.
Ia mengaku selain membuat sampel suvenir, ia juga sudah menyiapkan tim produksi apabila memproduksi suvenir ini dalam skala besar. Selain itu, ia sendiri yang membuat desain suvenir.
“Produknya saya desain sendiri, bahannya juga sudah saya siapkan, tinggal produksi massal."
Selanjutnya: Untuk suvenir wayang Piala Dunia U-20...