AHY menjelaskan, setidaknya ada empat kerugian dari batalnya Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Dia mengatakan reputasi Indonesia rusak akibat pencopotan status tuan rumah tersebut. Sebab, kata dia, Indonesia dianggap tidak punya komitmen.
Selain itu, AHY menyebut persiapan yang dilakukan untuk menyambut gelaran Piala Dunia menjadi mubazir. Di sisi lain, para atlet, suporter, dan pecinta sepak bola juga jadi kecewa.
“Betapa kecewanya atlet-atlet kita, jangankan atletnya, keluarganya, kita semua sebagai suporter dan sebagai penggemar sepak bola nasional juga pasti tidak terima begitu saja,” ujar dia.
AHY turut meyoroti kerugian materiil akibat anggaran yang sudah digelontorkan untuk persiapan penyelenggaraan Piala Dunia U-20. Mengingat gelarannya batal, AHY menyebut masyarakat lah yang turut mengalami kerugian.
“Ini kan semua sudah diperbaiki nih, sudah disiapkan, itu uang siapa? Uang negara, uang siapa itu? Uang rakyat. Jadi rugi lagi kita, udah berapa stadion Indonesia yang dipersolek supaya jadi, supaya pantas dan siap menjadi tuan rumah tadi,” kata dia.
Kerugian lainnya, AHY melanjutkan, adalah potensi keuntungan ekonomi yang bisa terjadi kala Piala Dunia digelar di Indonesia. Dia mengatakan Piala Dunia bakal menghadirkan banyak suporter dari berbagai negara yang berdampak pada penambahan devisa maupun lapangan pekerjaan.
AMELIA RAHIMA SARI | IMA DINI SHAFIRA
Pilihan Editor: Kekecewaan Berbagai Pelaku Bisnis Buntut Indonesia Gagal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023