Sebelumnya Jokowi datang, Vale diketahui menyepakati kerjasama dengan Zhejiang Huayou Cobalt Company atau Huayou asal Cina untuk mengembangkan smelter nikel berteknologi HPAL di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Smelter akan menghasilkan 60.000 ton nikel untuk bahan baku baterai, akhir tahun lalu.
Vale memperkirakan nilai investasi smelter nikel bersama dengan Huayou mencapai kisaran US$1,8 miliar atau sekitar Rp26,64 triliun. Dalam proyek ini, Vale dan Huayou akan menggelontorkan investasi sebesar US$1,8 miliar dengan porsi kepemilikan masing-masing 30 persen Vale dan 70 persen Huayou. Smelter diperkirakan rampung dalam tiga tahun antara akhir 2025 atau awal 2026.
CEO Vale Indonesia Febriany Eddy mengatakan pabrik HPAL baru ini akan mengolah bijih nikel limonit menjadi produk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dengan kapasitas produksi tahunan mencapai 60.000 ton produk nikel dalam MHP. Tak hanya Huayou, Ford pun belakangan juga ikut ambil bagian.
Dalam pertemuan dengan Jokowi hari ini, Bahlil juga melaporkan terkait perpanjangan kontrak atau izin pertambangan untuk perusahaan seperti Vale hingga Freeport di Papua. Kontrak Karya untuk Vale misalnya, akan berakhir Desember 2025.
Tiga gubernur diketahui sempat menolak perpanjangan kontrak Vale. Ketiganya yaitu Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman, Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi, dan Gubernyr Sulawesi Tengah Rusdy Mastura.
Tapi dalam kunjungan ke Sulawesi Selatan, Jokowi memastikan belum ada keputusan. "Ini masih dalam proses kalkulasi, perhitungan dari Kementerian terkait. Segera akan diumumkan," kata dia.
Sementara di Istana hari ini, Bahlil menyebut dirinya dan Jokowi membahas kemungkinan-kemungkinan dari segi aturan tentang perpanjangan kontrak ini. Ia tak merinci kemungkinan aturan yang dibahas, tapi memastikan pemerintah ingin dapat keuntungan maksimal dari perpanjangan izin perusahaan seperti Vale, Freeport, dan yang lainnya.
Pilihan Editor: Jokowi Minta Erick Thohir Lobi Lagi FIFA Demi Hindari Sanksi Seperti 2015
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini