TEMPO.CO, Nusa Dua - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan ASEAN perlu menggelontorkan investasi US$ 27 miliar setiap tahunnya untuk bisa mencapai target bauran energi terbarukan 23 persen di 2025.
Namun, sejak 2016 hingga 2021, ASEAN hanya bisa menarik US$ 8 miliar per tahun untuk energi terbarukan. "Jadi kurang dari sepertiga," ujar dia di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, Kamis, 30 Maret 2023.
Oleh karena itu, kata dia, penting bagi ASEAN untuk merancang transisi energi. Adapun mekanisme dan kerangka kebijakan transisi energi yang tepat dapat disusun dengan memperhatikan beberapa tantangan misalnya kebutuhan akan ketahanan energi, serta pada saat yang sama, keterjangkauan dan keberlanjutan energi.
"Ketika kita berbicara tentang keterjangkauan, kita mengukur harga energi yang terjangkau oleh masyarakat, industri atau ekonomi, serta anggaran pemerintah, dalam hal dukungan untuk subsidi," ujar Sri Mulyani.
Tantangan tambahan yang perlu dihadapi untuk merancang mekanisme dan kerangka kebijakan transisi energi yang tepat adalah Keterbatasan akses ke pasar modal internasional, serta kurangnya mobilisasi sumber daya dalam negeri.
Selanjutnya: Seperti Indonesia, ASEAN juga membidik ...