“Ekspor ke Mesir, Italia dan Singapura di Januari 2023 menunjukkan kepulihan masing-masing (negara) mencapai 57,22 ribu ton, 114,28 ribu ton dan 23,8 ribu ton dibandingkan ekspor bulan Desember masing-masing sebesar 9,41 ribu ton, 72,58 ribu ton dan 8,28 ribu ton,” kata Mukti.
Meski begitu, ternyata ada tercatat penurunan ekspor minyak sawit ke sejumlah negara lain. Ekspor ke Bangladesh, Pakistan, Vietnam, dan Rusia pada Januari 2023, misalnya, anjlok lebih dari 50 persen daripada Desember 2022.
Sementara itu, harga rata-rata CPO pada Januari 2023 adalah US$ 1.024 per ton CIF Rotterdam dan harga lokal adalah US$ 754 per ton FOB Dumai KPBN. Sedangkan harga pada Desember 2022 adalah US$ 1.035 per ton CIF Rotterdam dan lokal USD$ 755 per ton FOB Dumai KPBN.
“Meskipun secara volume terjadi kenaikan ekspor, nilai ekspor produk minyak sawit pada Januari 2023 (US$ 2.605 juta) lebih rendah dari nilai ekspor bulan Desember 2022 (US$ 2.792 juta),” tutur Mukti.
Dengan komposisi produksi, konsumsi, dan ekspor tersebut, menurut Mukti, stok CPO dan PKO pada akhir Januari 2023 sekitar 3,1 juta ton. “Lebih rendah dari stok bulan Desember sekitar 3.565 ribu ton dan lebih kecil dari konsumsi dalam negeri plus ekspor untuk satu bulan."
Pilihan Editor: Petani Kelapa Sawit dan Karet Malaysia Protes Kebijakan Deforestasi Uni Eropa
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.